Friday, September 20, 2019

Sedih! Tak Ada Happy Weekend Bagi IHSG

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama Indonesia dibuka menguat tipis 0,07% pada perdagangan hari ini (20/9/2019). Namun tak lama berselang langsung bergerak ke arah utara dan pada penutupan perdagangan sesi II Bursa Efek Indonesia (BEI) berakhir melemah 0,21% ke level 6.231,47.

Saham-saham yang turut menekan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan )IHSG) di antaranya PT Hotel Mandarine Regency Tbk/HOME (-25,66%), PT Barito Pacific Tbk/BRPT (-2,91%), PT Bank Pan Indonesia Tbk/PNBN (-2,5%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (-2,22%), PT Totalindo Eka Persada Tbk/TOPS (-1,67%).

Pergerakan IHSG berbanding terbalik dengan performa mayoritas bursa saham acuan di kawasan Asia yang anteng di zona hijau. Indeks Kospi menguat 0,54%, indeks Straits Times naik 0,25%, indeks Nikkei naik 0,16%, indeks Shanghai menguat 0,24%. Hanya indeks Hang Seng melemah dengan koreksi sebesar 0,13%.

Bursa saham di Benua Kuning menyambung positif pertemuan di level deputi antara perwakilan dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang berlangsung kemarin (19/9/2019). Pertemuan tersebut digelar guna merumuskan dasar untuk negosiasi tingkat tinggi yang rencananya akan digelar pada bulan depan di Washington, dilansir dari Reuters.

Dalam negosiasi tersebut, perwakilan delegasi Negeri Tiongkok dipimpin oleh Liao Min selaku Wakil Menteri Keuangan China, dan Negeri Paman Sam mengutus Jeffrey Gerrish selaku Deputi Kantor Perwakilan Dagang AS.

Melansir Global Times selaku media yang dikontrol oleh Partai Komunis China, ditunjuknya Liao Min untuk memimpin delegasi China dipandang oleh para analis dapat membawa angin segar bagi hubungan dagang AS-China. Untuk diketahui, delegasi China dalam perbincangan guna mempersiapkan negosiasi tingkat tinggi dengan AS sebelumnya dipimpin oleh Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen.

Lebih lanjut, kabar terbaru datang dari Washington yang dikabarkan akan mengecualikan sementara 400 produk importasi asal China, seperti diwartakan Politico, dilansir dari CNBC International. 400 produk tersebut merupakan sebagian dari daftar produk asal Negeri Tiongkok senilai US$ 250 miliar yang dikenakan tarif sejak tahun lalu.

"Ini menunjukkan bahwa kedua belah pihak telah menetapkan bahwa ekskalasi (perang dagang) lebih lanjut tidak diinginkan saat ini, sehingga mereka berusaha untuk menciptakan atmosfer positif sebelum putaran perundingan di bulan Oktober," ujar Stephen Olson, peneliti di Henrich Foundation, dilansir CNBC International.

(BERLANJUT KE HALAMAN DUA) (dwa/hps)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/30dUkJV
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment