Adapun emiten-emiten yang menjadi penyebab kejatuhan sektor tersebut ialah: penurunan harga saham PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) sebesar 1,1% menjadi Rp 11.225/saham, PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk/LSIP minus 1,94% menjadi Rp 1.265/saham, PT Salim Ivomas Pratama Tbk/SIMP negatif 2,26% menjadi Rp 346/saham, dan PT Tunas Baru Lampung Tbk/TBLA terkoreksi 2,11% menjadi Rp 930/saham.
Seperti diketahui, harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia hari ini (18/9) mengalami koreksi (technical correction) setelah mencatatkan kenaikan tertingginya kemarin (17/9) yang menjadi level tertinggi dalam tujuh bulan terakhir.
Kontrak pengiriman CPO bulan November di Bursa Malaysia hingga pukul 14:40 WIB hari ini turun 1,14% menjadi MYR 2.259/ton. Pelemahan tersebut menghentikan rentetan kenaikan yang terjadi selama tiga hari terakhir, terimbas kenaikan minyak kedelai (soyoil) yang terpantau di Dalian Commodity Exchange, China.
Secara fundamental harga CPO masih punya ruang untuk kembali naik. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat bahwa stok CPO dalam negeri pada bulan Juli sebanyak 3,51 juta ton, turun jika dibandingkan posisi bulan sebelumnya pada angka 3,55 juta ton.
Selain itu, harga CPO berpotensi terdongkrak berkat permintaan dari dari China. Tahun ini, impor minyak sawit China diperkirakan mencapai 6,5 juta ton, naik drastis dibandingkan tahun lalu yang hanya 5,3 juta ton, yang mana konsumsi minyak sawit China meningkat 20% pada tujuh bulan pertama 2019.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2LBNHsL
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment