Sunday, November 10, 2019

Perhatian! Harga Minyak Mentah Ambles Hampir 1%

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan dagang Amerika Serikat (AS) dengan China kembali membingungkan dan membuat harga si emas hitam terkoreksi pagi ini.

Pada 09.45 WIB harga minyak mentah kontrak jenis Brent turun 0,82% ke level US$ 62,03/barel sementara harga minyak mentah kontrak acuan AS, West Texas Intermediate (WTI) turun sebesar 0,72% ke level US$ 56,83/barel.


Presiden AS Donald Trump membantah pihaknya sepakat untuk mencabut bea masuk yang dikenakan untuk produk kedua negara.

"China ingin bea masuk dicabut, walaupun tidak seluruhnya karena mereka tahu saya tidak akan melakukannya dan saya belum menyetujui apa pun" kata Trump melansir Reuters.


Peter Navarro, selaku penasihat perdagangan Gedung Putih mengatakan bahwa ungkapan tersebut berasal dari media China dan merupakan suatu bentuk propaganda.

"Tidak ada kesepakatan untuk saat ini yang menghapus semua tarif yang diberlakukan, sebagai kondisi untuk kesepakatan fase pertama," katanya sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (8/11/2019).

"Mereka hanya bernegosiasi di ranah publik. Dan tengah mencoba mendorong (kesepakatan) ke satu arah."

Perang dagang yang terjadi antara dua raksasa ekonomi di planet ini dalam kurun waktu 16 bulan terakhir telah membuat ekonomi global tumbuh melambat.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi global memicu pemangkasan permintaan terhadap minyak mentah dan menimbulkan kekhawatiran bahwa oversupply akan kembali terjadi di tahun depan dan membuat harga minyak tertekan.

Wajar saja AS dan China yang notabene merupakan raksasa ekonomi dunia merupakan dua negara dengan konsumsi minyak mentah terbesar di dunia.

Jadi kalau kedua raksasa ekonomi tersebut mengalami mengalami kontraksi pada perekonomian dunia maka permintaan minyak mentah pun akan ikut terpangkas.

Mengutip data indexmundi, konsumsi minyak mentah AS mencapai 18,96 juta barel/hari sementara China mengkonsumsi minyak mentah sebanyak 10,48 juta barel/hari.

Baru-baru ini rilis data ekonomi China oleh Biro Statistik Nasional Negeri Tirai Bambu juga kembali mengecewakan juga turut menekan harga minyak. Angka Indeks Harga Produsen (PPI) China yang menunjukkan profitabilitas korporasi turun 1,6% pada Oktober.

Penurunan tersebut merupakan kontraksi yang terdalam sejak Juli 2016 melebihi prediksi analis yang terkontraksi hanya 1,5%.


TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2rxnT9F
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment