
"Rencana penerbitan obligasi masih untuk awal tahun depan, tetapi akan lebih baik di sisi rasio utang jika kami menerbitkan saham dulu, tetapi terbatas kepada calon investor tertentu jadi maksimal hanya 10% [dari total ekuitas], sesuai peraturan," ujar Yustinus Sadmoko, Direktur Utama Estika Tata Tiara, dalam paparan analis (analyst meeting) hari ini (5/9/19).
Namun, dia masih belum menyebutkan detail rencana tersebut. Dia mengatakan rencana penggalangan dana tersebut akan digunakan untuk ekspansi tahun depan karena perusahaan memiliki beberapa rencana pengembangan, terutama ekspansi kapasitas beberapa produknya.
Tahun depan, perusahaan berencana menambah kapasitas kandang penggemukan (feedlot) yang sudah ada 8.000 ekor menjadi 10.000 ekor serta memperluas lagi dengan cara akuisisi kandang yang berkapasitas 30.000 ekor.
Selain itu, tahun depan perseroan juga berniat menambah fasilitas pendingin (cold storage) dari target 10 fasilitas tahun ini untuk melebarkan jalur distribusi di Pulau Jawa, dari posisi kepemilikan saat ini enam fasilitas.
Perusahaan yang mengusung merek (brand) daging Kibif tersebut juga akan menyasar pasar ritel tahun depan dari saat ini yang baru menyentuh konsumen institusi (business to business/B to B) dengan mengembangkan dan memaksimalkan situs pemesanan online (e-commerce).
Saat ini, perusahaan memiliki segmen usaha penggemukan sapi impor bakalan menjadi daging segar untuk swalayan dan distributor pasar tradisional, segmen impor daging beku, segmen pengolahan makanan seperti sosis, sayap ayam (chicken wings), dan bakso, serta segmen roti bakpao mini.
Perusahaan sudah menjadi salah satu penyuplai daging giling bagi restoran cepat saji Pizza Hut, daging segar bagi restoran cepat saji Jepang yaitu Hokben, serta sosis untuk segmen makanan siap saji minimart Indomaret.
Emiten memiliki fasilitas penggemukan sapi di Subang (Jabar), makanan olahan di Cikarang (Jabar), serta roti bakpao mini di Salatiga (Jateng).
Dongkrak Kapasitas Produksi
Tahun ini, perseroan berniat menambah masing-masing kapasitas produksi barang-barang dagangannya. Untuk sosis, kapasitasnya akan bertambah menjadi 25 ton per hari seiring dengan penambahan kontraknya dengan Indomaret dari kapasitas saat ini 10 ton per hari, roti bakpao mini menjadi 20 ton per hari dari 20 ton per hari, dan bakso menjadi 10 ton per hari dari 2 ton per hari.
Kenaikan kapasitas itu akan memperbesar porsi segmen makanan olahan terhadap penjualan menjadi 30% dari posisi saat ini 20%-25%. Perseroan memiliki target penjualan tahun ini menjadi Rp 1,4 triliun dari tahun lalu Rp 895,9 miliar dan laba bersihnya menjadi Rp 60 miliar dari tahun lalu Rp 30,85 miliar.
Hingga tengah tahun ini, perseroan membukukan penjualan Rp 580 miliar dari periode yang sama 2018 Rp 448,1 miliar dan laba bersih Rp 32,75 miliar dari Rp 10,31 miliar pada periode serupa.
Untuk pengembangan bisnisnya tahun ini, Yustinus menilai anggaran yang sudah ada masih cukup dan sudah sesuai rencana pengembangan, apalagi saat ini perseroan masih memiliki fasilitas pinjaman berbentuk letter of credit (LC) dari PT Bank QNB Indonesia Tbk (BKSW) senilai Rp 45 miliar yang belum dimanfaatkan.
Perseroan juga masih menunggu perkembangan realisasi penurunan tarif impor hasil kerja sama Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) 5% menjadi 0%. Realisasi rencana tersebut dapat menjadi sentimen positif bagi importir sapi dari Australia seperti Estika Tata Tiara karena dapat menurunkan beban keuangannya.
Harga saham emiten yang berkode BEEF tersebut turun 1,73% menjadi Rp 340 per saham hari ini dan membentuk kapitalisasi pasar Rp 640,67 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/irv)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/30V7GrK
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment