
Entah sekedar berjalan santai atau berlari pagi hingga bersepeda, Car Free Day jadi ajang untuk melepas penat setelah bekerja dari awal minggu.
Namun, apakah yakin, udara yang kita hirup saat Car Free Day hari ini sehat?
Berdasarkan data aplikasi Air Visual dan laman www.airvisual.com Minggu (15/9/2019) pukul 06.00 WIB, Jakarta masih bertengger di posisi atas sebagai kota dengan kualitas udara yang buruk. Bahkan, Jakarta masuk ke dalam tiga besar.
Udara Jakarta, masuk dalam kategori tidak sehat, dengan air quality index (indeks kualitas udara) digambarkan berwarna merah di level 163. Warna AQI merah memiliki arti udara sedang tidak sehat.
Nilai polutan dalam hal ini PM 2,5 sebesar 79,1 mikrogram/meter kubik. PM 2,5 adalah partikel halus di atmosfer yang berdiameter sangat kecil sekitar 2,5 mikrometer bahkan lebih kecil dari diameter rambut manusia sehingga tidak terlihat.
Angka PM 2,5 DKI pagi ini, jauh dari ambang batas normal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 25 µg/m³. Angka PM 2,5 ini juga jauh dari standar minimum Baku Mutu Udara Ambien Nasional milik pemerintah sebesar 65 µg/m³.
Sementara itu, dua kota Asia Tenggara lain, yakni Kuching dan Hanoi juga menduduki posisi pertama dan kedua kota dengan kualitas udara yang buruk. Angka AQI Kuching bahkan mencapai level ungu yang berarti sangat buruk sekitar dan tidak sehat, dengan angka 204 di mana PM 2,5 mencapai 153,5 µg/m³.
Sedangkan Hanoi, berada di level merah dengan angka indeks mencapai 181. Kandungan PM di Ibu Kota Vietnam itu mencapai 121,9 µg/m³.
Polusi udara bisa dikarenakan sejumlah faktor. Mulai dari transportasi, pembangunan infrastruktur, proses industri, proses di PLTU untuk menghasilkan listrik, hingga kebarakan hutan. Musim kemarau, menurut BMKG juga mempengaruhi dan memperparah polusi udara.
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/32O6JSF
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment