Monday, September 16, 2019

Bukan Cuma China, Babi Bikin Banyak Negara Pusing 7 Keliling

Jakarta, CNBC Indonesia - Melonjaknya harga daging babi telah membuat masyarakat China resah. Ini dikarenakan daging babi merupakan salah satu kebutuhan penting mereka.

Kelangkaan daging babi terjadi karena penyakit flu babi Afrika (African swine fever/ASF). Meski tidak menulari manusia, penyakit ini membuat pembantaian massal babi yang terkena penyakit di sentra peternakan China.

ASF pertama kali dilaporkan muncul di timur laut China pada Agustus 2018. Akibat hal ini banyak babi mati dan sudah dilakukan pemusnahan terhadap lebih dari 1 juta babi, yang berujung pada kelangkaan dan kenaikan harga.


Harga babi di China melonjak hingga 46,2% pada Agustus. Di September ini, harga diprediksi akan kembali nak hingga 50%.

Kenaikan harga ini telah menyebabkan inflasi China naik ke level tertinggi dalam lebih dari satu tahun di bulan Mei. Indeks harga konsumen (IHK) mencapai 2,7%, menurut data Biro Statistik Nasional (NBS), dibandingkan 2,5% pada April. Ini adalah angka tertinggi sejak Februari 2018.

Namun begitu, ternyata China bukan satu-satunya negara yang dipusingkan masalah babi ini. Berikut beberapa negara yang juga menghadapi masalah kenaikan harga daging babi akibat flu babi Afrika yang dihimpun CNBC Indonesia.


Jepang

Pejabat Jepang pada hari Sabtu telah memusnahkan 753 babi di Prefektur Saitama utara Tokyo setelah mendeteksi wabah demam babi. Demikian disampaikan surat kabar Yomiuri, yang dikutip Chanel News Asia, Minggu.

Akibat hal ini, pengiriman dari dua peternakan babi di Prefektur Saitama ke Jepang dihentikan. Flu babi ini masuk kembali ke Jepang tahun lalu setelah hilang selama 26 tahun terakhir. Wabah ini juga ditemukan di sebuah peternakan di Prefektur Gifu, Jepang tengah.

Namun, kementerian pertanian Jepang mengatakan bahwa wabah demam babi di Jepang adalah jenis yang berbeda dari demam babi Afrika yang mematikan di China. Penyakit yang ditemukan di Gifu juga dikenal sebagai babi kolera.

Jepang adalah produsen daging babi terbesar ke-10 di dunia, dan mengekspor produk daging babi senilai sekitar 12 miliar yen (US$ 111 juta dolar) setiap tahun.

Vietnam

Vietnam adalah negara Asia lainnya yang baru terjangkit wabah flu babi. Wabah ini telah memasuki Vietnam sejak beberapa minggu terakhir.

Wabah babi ini telah menyebabkan masalah ekonomi di Vietnam dan mengancam ketahanan pangan di wilayah tersebut. Daging babi menyumbang tiga perempat dari konsumsi daging. Sebanyak lebih dari 1,2 juta babi di seluruh negeri ini telah mati atau dibunuh, kata pemerintah Vietnam pada 13 Mei.

"Ini mungkin penyakit kesehatan hewan yang paling serius (di dunia)," kata Dirk Pfeiffer, seorang ahli epidemiologi hewan di City University of Hong Kong.

Parahnya, Francois Roger, ahli epidemiologi hewan di Pusat Penelitian Pertanian Perancis untuk Pembangunan Internasional di Montpellier, mengatakan bahwa Vietnam tidak akan sesiap China dalam menghadapi wabah ini.

"Vietnam mungkin tidak memiliki kemampuan untuk dapat mengendalikan ASF," kata Roger.

BERLANJUT KE HAL 2 (sef/sef)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/303hW40
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment