Friday, November 15, 2019

Menguat Lagi, Euro Jauhi Level Terlemah Satu Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar euro kembali menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (15/11/19), semakin menjauhi level terlemah lebih dari satu bulan yang disentuh Kamis kemarin.

Pada pukul 18:36 WIB, euro diperdagangkan di level US$ 1,1028, menguat 0,06% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sementara pada Kamis kemarin mata uang 19 negara ini menguat 0,14%, tetapi sebelumnya sempat melemah ke US$ 1,0987 yang merupakan level terlemah sejak 10 Oktober lalu.


Penguatan sejak Kamis kemarin dimulai setelah Jerman memberikan kejutan pertumbuhan ekonomi, sehingga terhindar dari resesi. Hasil survei yang dilakukan Reuters menunjukkan PDB Jerman diprediksi berkontraksi alias minus 0,1%.

Namun, Badan Statistik Jerman (Destatis) melaporkan produk domestik bruto (PBD) tumbuh 0,1% quarter-on-quarter (QoQ) di kuartal III-2019. Pada kuartal II-2019, PDB Jerman mengalami kontraksi 0,1%, sehingga pertumbuhan pada periode Juli-September menghindarkannya dari resesi.

Sebelum rilis data PDB Jerman tersebut Mata uang euro sejak pekan lalu terus mengalami tekanan, dalam delapan hari perdagangan hingga Rabu kemarin melemah sebanyak tujuh kali hingga menyentuh level terlemah dalam satu bulan terakhir. Kecemasan akan resesi yang kemungkinan dialami Jerman menjadi salah satu pemicu aksi jual euro.

Selain itu, program pembelian aset (obligasi dan surat berharga) atau yang dikenal dengan quantitative easing (QE) yang resmi dilakukan European Central Bank (ECB) mulai 1 November juga menyebabkan pelemahan euro.

Program tersebut sebenarnya sudah dihentikan pada akhir 2018 lalu ketika perekonomian zona euro mulai membaik. Namun perang dagang AS-China membuat kondisi ekonomi blok 19 negara itu kembali putar balik, yang memaksa ECB kembali mengaktifkan QE serta memangkas suku bunga pada 12 September lalu.

Sementara itu penguatan euro pada hari ini juga ditopang menguatnya harapan damai dagang AS dengan China.

Mengutip Reuters pada Kamis waktu AS, penasihat ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow memberikan keterangan bahwa negosiasi dengan Beijing berjalan konstruktif. Larry mengatakan dua raksasa ekonomi dunia ini akan mencapai kesepakatan dalam waktu dekat setelah melakukan perundingan intensif melalui telepon.

Laporan tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, damai dagang kedua negara diharapkan mampu membuat perekonomian global, termasuk Eropa bangkit kembali.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2Xr7m37
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment