Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) semakin menjadi-menjadi. Tak tanggung-tanggung, IHSG membukukan pelemahan untuk hari yang keempat dengan kehilangan 82 poin atau 1,35% ke level 6.055 pada Rabu (2/10/2019).
Secara teknikal, tren pergerakan IHSG sedang mengarah turun, terlihat dari posisinya yang bergerak di bawah rata-ratanya selama lima hari terakhir (moving average/MA-5) yang diwakili garis berwarna hijau pada grafik di bawah ini.
Indikator moving average convergence-divergence (MACD) masih berada di wilayah negatif membentuk pola persilangan mati (dead cross).
Potensi pelemahan pada perdagangan esok Kamis (3/10/2019) diperkirakan masih berlanjut namun tidak sedalam hari ini. Level 6.000 secara psikologis akan menjadi penahan koreksi utama (support level).
Sumber: Tim Riset CNBC Indonesia, Refinitiv
|
Pelemahan IHSG sudah terbaca ketika dibuka dengan pelemahan 0,22% karena terimbas pelemahan Wall Street setelah data manufaktur Amerika Serikat (AS) semakin menurun. IHSG kemudian menguat bahkan bertahan sekitar 30 menit karena aksi beli selektif oleh para pelaku pasar karena IHSG sudah terkoreksi selama tiga hari beruntun.
Setelah itu, IHSG kembali lagi ke zona merah dan sesi I ditutup dengan koreksi 0,51% ke level 6.106 karena ketegangan di Semenanjung Korea. Pelakunya dilaporkan ialah Korea Utara (Korut) yang menembakkan setidaknya satu rudal di lepas pantai timurnya.
Memasuki sesi II, IHSG tidak dapat berbuat banyak, bahkan semakin melemah karena investor asing kembali melakukan aksi jual saham. Asing hari ini mencatatkan jual bersih (net sell) mencapai Rp 270 miliar di pasar reguler.
Secara umum, IHSG hari ini terkena aksi jual masif yang didominasi oleh investor lokal. Nilai transaksi mencapai Rp 9,5 triliun atau lebih ramai dibandingkan transaksi kemarin pada angka Rp 6,9 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2osd4Eo
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment