Saturday, September 21, 2019

Duh, Sudah 2 Minggu Harga Emas Antam Bikin Elus Dada!

Jakarta, CNBC Indonesia - Emas Antam menjadi salah satu instrumen investasi yang sangat seksi bagi masyarakat Indonesia di sepanjang tahun ini.

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung yang kami peroleh dari situs logammulia milik Antam, harga tiap gram emas per akhir tahun 2018 berada di level Rp 667.000. Seiring berjalannya waktu, harga terus merangkak naik hingga mencapai titik tertingginya di level Rp 775.000 pada tanggal 4 dan 5 September 2019.

Jika dihitung, sejak akhir 2018 hingga tanggal 4 & 5 September harga emas Antam sudah memberikan cuan hingga 16,2%.

Namun, kini harga emas Antam terlihat sudah kehabisan nafas. Sudah dua minggu harga emas antam membuat pelaku pasar mengelus dada. Sepanjang pekan lalu, harga emas Antam terkoreksi 1,57%. Pada pekan ini, harga emas Antam memang menguat, namun tipis saja yakni sebesar 0,4%. Kenaikan harga pada pekan ini tak mampu membalas koreksi pada pekan sebelumnya. 

Duh, Dua Minggu Sudah Harga Emas Antam Bikin Elus Dada!HOLDFoto: Harga Emas Antam, Sumber: logammulia.com

Sejatinya, ada sentimen yang mendukung bagi harga emas Antam untuk menguat lebih signifikan lagi, yakni apresiasi yang besar yang dibukukan harga emas dunia. Melansir data Refinitiv, harga emas di pasar spot dunia melejit 1,9% pada pekan ini, dari level US$ 1.488,45/troy ons menjadi US$ 1.516,75/troy ons.

Harga emas dunia menguat seiring dengan ketegangan yang terjadi di timur tengah. Pada akhir pekan kemarin, serangan menggunakan drone diluncurkan ke Arab Saudi dan menyebabkan kerusakan di kilang minyak terbesar dunia dan ladang minyak terbesar kedua di kerajaan tersebut. Kaum pemberontak Houthi yang berasal dari Yemen mengklaim menjadi pihak yang bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Namun begitu, AS menuduh Iran sebagai dalang yang sebenarnya, sebuah tuduhan yang langsung dibantah sendiri oleh Iran. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa AS siap untuk melakukan serangan, namun pihaknya menunggu konfirmasi dari Arab Saudi terkait dengan dalang di balik serangan tersebut sebelum meluncurkan aksi balasan.

Tuduhan dari AS ini kemudian dikonfirmasi oleh pernyataan dari koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi bahwa serangan ke infrastruktur perminyakan tersebut dieksekusi menggunakan senjata milik Iran dan tak berasal dari Yemen.

Untuk diketahui, tensi antar AS dan Iran memang sudah memanas dalam beberapa waktu terakhir. Hubungan kedua negara mulai memanas pasca AS menarik diri dari kesepakatan internasional yang bertujuan untuk membatasi ruang gerak Iran dalam mengembangkan senjata nuklir. Menurut Trump, kesepakatan tersebut tak cukup dalam membatasi ruang gerak Iran. AS pun pada akhirnya kembali mengenakan sanksi ekonomi bagi Tehran.

Bahkan, Trump sempat hampir meluncurkan serangan kepada Iran pada bulan Juni pasca drone asal AS ditembak oleh pihak Iran. Namun, Trump akhirnya melunak lantaran khawatir akan ada banyak korban jiwa yang berjatuhan jika serangan tersebut tetap dieksekusi.

Kembali ke masalah serangan yang dieksekusi oleh Iran terhadap Arab Saudi, pada akhirnya Trump memang memutuskan untuk tak berperang melawan Iran. AS 'menghukum' Iran atas aksinya tersebut dengan menggunakan sanksi ekonomi dan bukan kekerasan.

Namun tetap saja, potensi meletusnya perang antara AS dengan Iran yang sempat kental terasa pada pekan ini sukses membuat pelaku pasar menambatkan hatinya pada emas selaku safe haven.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 - > Kinerja Rupiah Juga Mendukung Loh....

(ank/ank)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/30BQTZB
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment