Saturday, November 16, 2019

Urusan Muamalat, Mending Swasta yang Selamatkan Jangan BUMN!

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa waktu terakhir, harga saham bank milik negara, utamanya yang masuk ke dalam kategori BUKU IV, babak belur.

Terhitung dalam periode 28 Oktober hingga 13 November, harga saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) ambruk 6,38%, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terkoreksi 6,07%, dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) anjlok 1,79%.

Pada perdagangan hari Kamis (14/11/2019), saham-saham bank BUMN masih saja dilego pelaku pasar. Per akhir perdagangan hari Kamis, harga saham BBNI turun 0,68% dan BBRI jatuh 0,51%. Sementara itu, harga saham BMRI ditutup flat di level Rp 6.875/unit.


Barulah pada perdagangan hari Jumat (15/11/2019) saham-saham bank BUMN bisa menguat. Per akhir perdagangan hari Jumat, harga saham BBRI melejit 3,81%, BBNI menguat 2,05%, dan BMRI naik 1,09%.

Tapi tetap saja, jika dihitung secara kumulatif dalam periode 28 Oktober-15 November, harga saham-saham bank BUMN masih mencatatkan koreksi: BBNI anjlok 4,79%, BBRI ambruk 3,31%, dan BMRI jatuh 0,71%.

Ambruknya harga saham bank-bank pelat merah ditengarai dipicu oleh kekhawatiran bahwa bank BUMN dipertimbangkan untuk menyelamatkan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk dari permasalahan keuangan yang kini sedang menerpanya.

Kekhawatiran ini kembali mencuat pasca Wakil Presiden Ma'ruf Amin beberapa waktu yang lalu, tepatnya pada tanggal 28 Oktober, menemui manajemen Bank Muamalat. Dikabarkan, ada pejabat bank BUMN yang ikut dalam pertemuan tersebut.

Sebelumnya, kekhawatiran bahwa bank pelat merah akan didorong untuk menyelamatkan Bank Muamalat sudah mencuat kala ada informasi yang beredar di pasar. Setidaknya, ada dua riset dari sekuritas yang membahas mengenai hal tersebut.

Salah satu riset tersebut menyatakan bahwa bank BUMN telah mengonfirmasi untuk melakukan uji tuntas atau due dilligence dalam rangka melakukan suntikan modal ke Bank Muamalat.

Sementara itu, riset lainnya menyatakan bahwa ada kemungkinan bank BUMN akan membeli sekurititasi dari pembiayaan bermasalah milik Bank Muamalat. Riset tersebut juga menyatakan bahwa akan menjadi preseden buruk bila bank BUMN membantu bank swasta seperti Bank Muamalat.

Untuk diketahui, Bank Muamalat memang bukan merupakan bank BUMN melainkan bank swasta. Malahan, mayoritas kepemilikan Bank Muamalat dipegang oleh investor asing.

Melansir publikasi laporan keuangan periode semester I-2019, sebanyak 32,74% kepemilikan Bank Muamalat dikuasai oleh Islamic Development Bank, 22% dikuasai Bank Boubyan, dan 17,91% dikuasai Atwill Holdings Limited. Ma'ruf Amin sendiri diketahui sempat menjabat sebagai Ketua Dewan pengawas Syariah di bank syariah pertama di Indonesia tersebut.

Hingga kini, memang belum jelas siapa pihak yang benar-benar akan menjadi juru selamat bagi Bank Muamalat. Di satu sisi, isu bahwa bank BUMN akan didorong untuk menyelamatkan Bank Muamalat santer beredar, namun di sisi lain kemungkinan bahwa pihak swasta akan turun tangan guna menyelamatkan Bank Muamalat juga ada.

Ilham Habibie yang saat ini menjabat Komisaris Utama Bank Muamalat mengaku bahwa dana yang akan digunakan untuk menyelamatkan bank syariah tertua di Indonesia ini sudah ada. Walaupun tidak berkomentar banyak, namun ia memberi pernyataan bahwa dana yang dibutuhkan sudah siap.

"Saya tidak bisa komentar. Saya enggak bisa komentar. Ini masalah izin saja. Uang sudah pada dimasukkan ke rekening penampung. Uang ada," kata Ilham saat ditemui di Kantor Wapres, Selasa (12/11/2019).

Uang ini ditengarai berasal dari kantong Al Falah Investment Pte Limited (Al Falah) yang merupakan perusahaan bentukan Ilham. Ilham mengatakan, fokusnya saat ini bukan di Al Falah, namun di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait dengan izin guna menyerap rights issue Bank Muamalat.

"Ini bukan soal Al Falah, ini soal OJK," kata Ilham.

Menurut Tim Riset CNBC, memang lebih baik pihak swasta yang menyelamatkan Bank Muamalat dan bukan bank BUMN.



from CNBC Indonesia https://ift.tt/33ULijG
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment