Wednesday, November 13, 2019

Trump Sindir China Lagi, Wall Street Bakal Murung

Jakarta, CNBC Indonesia - Kontrak futures indeks bursa saham acuan Wall Street diimplikasikan melemah seiring dengan ketidakjelasan perkembangan hubungan dagang antara Amerika Serikat (AS)-China dan kekhawatiran atas meningkatnya keresahan di Hong Kong.

Dua sentimen ini diprediksi akan menekan risk appetite pelaku pasar di bursa saham Wall Street di AS baik di New York Stock Exchange maupun Bursa Nasdaq.

Pada pukul 17:34 WIB, kontrak futures Dow Jones dan S&P 500 terkoreksi masing-masing 98,49 poin dan 10,99 poin. Sementara kontrak futures Nasdaq melemah 35,54 poin.

Dalam pidato di acara Economic Club di New York, Presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa perjanjian dagang dengan China sudah dekat.


"Kami sudah dekat. Perjanjian dagang AS-China fase I akan terjadi, bahkan bisa terjadi segera," ungkap Trump, seperti dikutip dari Reuters.

Sayangnya dalam kesepakatan yang sama, Trump juga memberikan nada sindiran dan kecaman yang membuat pelaku pasar mempertanyakan benarkah perjanjian damai dagang dapat ditandatangani pemimpin kedua negara.

"Sejak China bergabung dalam Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO) di tahun 2001, tidak ada yang pernah memanipulasi atau mengambil keuntungan atas AS lebih baik (dari China)," ucap Trump, seperti dilansir dari CNBC International.

"Saya tidak akan mengatakan kata 'curang', tapi tidak ada yang pernah curang sebaik China, saya bisa katakan itu," tambahnya lagi.


Selain itu, Presiden ke-45 negeri adidaya tersebut juga menyampaikan bahwa jika kesepakatan dagang batal, maka AS akan mengenakan bea masuk yang lebih tinggi bagi produk-produk impor asal China.

"Saya akan menaikkan bea masuk dengan signifikan jika China tidak membuat kesepakatan. Itu juga akan berlaku bagi negara lain," tegas Trump, seperti diwartakan Reuters.

Ekspektasi atas tercapainya perjanjian damai dagang fase I merupakan salah satu faktor yang mendorong pergerakan saham dalam beberapa minggu ini. Alhasil, ketidakjelasan perkembangan atas hal tersebut tentunya membuat investor mengambil sikap wait and see.

Trump Sindir China Lagi, Wall Street Bakal MurungFoto: Demo Hong Kong (REUTERS/Thomas Peter)

Selain itu, kericuhan yang semakin memanas di Hong Kong juga menahan risk appetite pelaku pasar. Setelah sebelumnya terjadi aksi yang melibatkan peluru tajam pada Senin pagi (11/11/2019), kemarin (12/11/2019) bentrokan kembali terjadi antara masa demo dengan aparat kepolisian.

Melansir BBC, polisi menembakkan gas air mata dan peluru karet ke arah demonstran di Chinese University of Hong Kong.

Pada hari ini investor akan mencermati rilis data inflasi AS bulan Oktober yang akan diumumkan pukul 20:30 WIB. Laju inflasi Negeri Paman Sam bulan kemarin diproyeksikan tumbuh pada level yang sama seperti di bulan Oktober, yakni 2,4% secara tahunan, dilansir dari Trading Economics.

Selain itu juga ada pidato oleh Gubernur Bank Sentral AS, Jerome Powell, pada pukul 23:00 WIB. Pidato ini dinanti investor untuk mencari sinyal kebijakan moneter Negeri Paman Sam ke depannya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(dwa/tas)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/2NHg0Ho
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment