Tuesday, November 5, 2019

Himpun Dana dari Investor, Inilah Aset Milik Hanson

Jakarta, CNBC IndonesiaPT Hanson International Tbk (MYRX) menyatakan bahwa penghimpunan dana yang dilakukan dipergunakan untuk keperluan biaya modal perseroan dan anak usaha, termasuk di antaranya adalah pembelian dan pematangan lahan.

Menurut Manajemen Hanson, perusahaan tidak pernah menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, deposito atau jenis lainnya. Adapun kerja sama tersebut dilakukan dalam bentuk utang piutang dan perseroan sebagai pihak yang menerima utang dari pihak ketiga.

"Kami menambahkan bahwa tidak ada satupun dari pihak yang meminjamkan dana yang mengalami kerugian atau gagal bayar," kata Manajemen Hanson, belum lama ini.


Berdasarkan laporan keuangan Hanson September 2019, emiten properti yang dikendalikan oleh investor kawakan Benny Tjokrosaputro ini melanjutkan pengembangan mega proyek Citra Maja Raya dengan rencana luas 3.000 hektar, yang mulai berkontribusi pada pendapatan dan laba bersih.

Rencana luas tanah tersebut, lebih besar sekitar 400 hektare dari luas Citra Maja Raya saat ini yang berkisar 2.600 hektare. Secara kumulatif Citra Maja Raya telah membukukan uang muka atas pemesanan lebih dari 11 ribu unit rumah atau ruko. Citra Maja Raya merupakan proyek joint operation antara Hanson dengan Grup Ciputra.

Perusahaan juga akan meningkatkan penjualan perumahan Serpong Kencana dan Forest Hill di Kawasan Serpong. Selain itu perusahaan juga melanjutkan pengembangan kawasan terpadu Millennium City, dan menambah keberagaman produk di Kawasan Parung Panjang. Perusahaan juga menjajaki kerja sama strategis dengan pengembang properti lain yang memiliki nilai tambah.

HansonFoto: Millennium City (dok: Hanson Internasional)

"Manajemen terus menjajaki alternatif pendanaan yang lebih baik untuk mengurangi beban pendanaan perseroan," dikutip dari laporan keuangan perusahaan.

Hingga 30 September 2019, MYRX telah melakukan pembebasan lahan seluas 1.581 hektare di Rangkasbitung dan Maja, Banten, dengan uang muka pembelian tanah senilai Rp 3,61 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perusahaan per 30 September, MYRX memiliki tanah untuk pengembangan (land bank) senilai Rp 6,5 triliun pada September 2019, naik 15% dibandingkan dalam 9 bulan.

Adapun total aset Hanson mencapai Rp 12,90 triliun pada September 2019, naik 11% ddibandingkan akhir 2018. Rinciannya, aset lancar Rp 1,19 triliun dan aset tidak lancar Rp 11,71 triliun.

Menindaklanjuti teguran OJK atas penghimpunan dana, Pengendali MYRX Benny Tjokrosaputro menyatakan telah mencapai sejumlah kesepakatan dengan Otoritas. Pertama, Satgas Waspada Investasi meminta investasi kerjasama yang sudah ada diselesaikan sesuai dengan tanggal jatuh tempo masing-masing.

Benny menyatakan hal tersebut sangat memungkinkan, karena hingga kini tidak ada perjanjian kerja sama yang gagal bayar.

Kedua, Satgas Waspada Investasi menanyakan kemungkinan percepatan pelunasan, Benny pun mengajukan crash program dengan tiga solusi.

Solusi pertama salah satu akan menjual aset perusahaan, baik dalam bentuk anak usaha ataupun aset lainnya. Solusi kedua, Benny akan melakukan konsolidasi sejumlah perusahaan yang dimilikinya. Solusi ketiga, Hanson adalah mencari mitra bisnis yang baru guna menyelesaikan kewajiban.

"Dari 3 usulan tersebut masih dalam penelaahan sehingga belum ada kesimpulandariOJK," ujar BennykepadaCNBC Indonesia.

[Gambas:Video CNBC]

(dob/dob)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/2pJx85V
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment