Dalam kesempatan itu, Luhut memberikan tanggapan perihal rencana pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memindahkan ibu kota negara dari Jakarta ke Kalimantan Timur.
Seperti diketahui, rencana itu menuai pro dan kontra di kalangan publik. Salah satu alasan yang mengemuka adalah timing (waktu) yang kurang tepat di saat kebutuhan negara terhadap anggaran sedang tinggi. Sementara investasi pemindahan ibu kota mencapai Rp 486 triliun.
"Saya masih anggap ini sebuah wacana ketimbang rencana. Karena kalau rencana sudah ada timing jelas hitung-hitungan yang jelas. Tapi yang terjadi sekarang lebih wacana yang dilontarkan oleh presiden untuk pindahkan ibu kota," ujar Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon di Gedung DPR RI, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (3/9/2019).
![]() |
Dalam paparannya, Luhut menilai pemindahan ibu kota sudah memiliki dasar yang kuat berupa studi komprehensif Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
"Kami sepakat juga ratas (rapat terbatas) yang lalu akan buat smart city. Ya ada prokon (pro kontra) sedikit biasalah. Kalau gak mau prokon ya ke surga aja," ujar Luhut berkelakar.
Ditemui selepas rapat, purnawirawan TNI AD itu berkomentar saat ditanya soal keberadaan buaya di lokasi ibu kota baru, tepatnya di Penajam Paser Utara. Menurut dia, keberadaan buaya tidak perlu ditakuti.
"Kalau namanya lingkungan itu kita sangat pro lah. Jadi kalau ada dipelihara aja kan bagus. Ya endak apa asal jangan buaya darat aja," kata Luhut berseloroh.
(miq/miq)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2HW2lsO
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment