Tuesday, September 3, 2019

Duh! LRT Palembang Masih Tekor, Subsidinya Dipertanyakan DPR

Jakarta, CNBC Indonesia - Subsidi yang diberikan pemerintah untuk LRT Palembang sempat menuai kritik. Pasalnya, alokasi anggaran untuk subsidi LRT Palembang diproyeksikan bertambah.

Anggota Komisi V DPR RI, Bambang Haryo, menilai subsidi tersebut tidak tepat sasaran. "Ini sekali lagi saya sangat keberatan, kalau misalnya LRT Palembang masih diberikan subsidi," ujar politisi Partai Gerindra itu dalam rapat kerja Komisi V DPR RI bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Selasa (3/9/2019).

Menurutnya, banyak masyarakat lain yang lebih membutuhkan subsidi. Dia menilai, pengguna LRT Palembang tergolong masyarakat menengah ke atas.

 

"Tentu subisidi ini harus diberikan kepada yang memang butuh. LRT dipakai untuk menengah ke atas. [...] ini bukan transportasi untuk masyarakat menengah ke bawah, atau bawah sekali," katanya.

Merespons hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai bahwa subsidi untuk LRT Palembang tidak bisa dihapuskan. Menurutnya, LRT Palembang merupakan transportasi massal yang dibutuhkan masyarakat.

"Angkutan massal itu semua subsidi. Nggak mungkin angkutan massal nggak subsidi," ujarnya Budi Karya.

Dia menyebut, alokasi subsidi LRT Palembang di 2020 mencapai Rp 180 miliar. Jumlah itu meningkat, jika dibandingkan subsidi tahun 2019 ini, yang berdasarkan catatan CNBC Indonesia sebesar Rp 123 miliar.

"Kan substitusinya dua. Kalau ada angkutan massal, orang meninggalkan angkutan individu, nggak macet. Kedua [ramah] lingkungan. Benefitnya dua itu," tandasnya.

Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, sejak beroperasi secara komersial, LRT Palembang sepi peminat. Ini tercermin dari pendapatan per bulan yang hanya Rp 1,1 miliar, tidak sebanding dengan tingginya biaya operasional LRT per bulan yang mencapai Rp 10 miliar.

Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub mengakui operasional LRT Palembang saat ini memang masih belum optimal. Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Zulfikri menyatakan LRT Palembang mulai dibuka secara komersial per Oktober 2018 pasca-perhelatan Asian Games 2018.

Hingga beberapa tahun ke depan, LRT Palembang dipastikan masih bergantung pada subsidi. Moda transportasi massa itu menelan biaya investasi Rp 10,9 triliun.

"Hitung-hitungan kita sampai tiga tahun masih butuh subsidi," kata Zulfikri seusai acara Focus Grup Discussion LRT Jabodebek dan Palembang, di Jakarta, Rabu (13/2/2019) silam.

(hoi/hoi)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2PAIJ3x
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment