Monday, November 11, 2019

Ekonomi Dunia Tampak Makin Suram, Harga Batu Bara Nyungsep

Jakarta, CNBC Indonesia - Masih sesuai dengan prediksi, harga batu bara melanjutkan tren sideways-nya. Harga berpotensi bergerak di rentang US$ 66/ton - US$ 70/ton minggu ini.

Harga batu bara kontrak ICE Newcastle pada penutupan perdagangan kemarin berada di US$ 66,5/ton atau turun 1,26% dibanding harga penutupan perdagangan Jumat pekan kemarin.


Harga batu bara masih melanjutkan tren sideways karena belum ada katalis yang kuat untuk mendorong harga keluar dari zona nyamannya saat ini.

Walau impor batu bara China tahun ini diprediksi melebihi impor tahun lalu tetap saja permintaan impor batu bara China di dua bulan terakhir berpotensi besar lebih rendah dibanding bulan-bulan sebelumnya.

Impor di bulan Oktober tahun ini naik 11,3% dibanding periode yang sama tahun lalu. Dalam periode sepuluh bulan berjalan tahun 2019 total impor batu bara China telah mencapai 276,24 juta ton naik 9,6% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Artinya target impor batu bara China untuk tetap di level yang sama dengan tahun lalu sebesar 281,2 juta ton mustahil untuk terpenuhi. Ada kemungkinan pengetatan impor batu bara di bulan November dan Desember 2019 ini.

Walaupun impor batu bara China akan lebih ketat pada dua bulan terakhir tahun ini, bukan berarti permintaan terhadap batu bara melemah.

Melansir Reuters, permintaan gas China pada musim dingin tahun ini diperkirakan mencapai 145 miliar hingga 150 miliar meter kubik (bcm) atau tumbuh 5-8% dibanding tahun lalu.

Meng Yadong, Direktur Marketing Sinopec Gas Co, mengatakan kenaikan permintaan gas masih jauh lebih rendah dibanding tahun lalu yang mencapai 14,6%.

Hal tersebut terjadi karena Beijing mengendurkan kebijakan untuk beralih dari batu bara ke gas sebagai sumber energi karena ekonomi China yang melemah sejak 30 tahun terakhir akibat perang dagang.

Ketika ekonomi melemah, permintaan terhadap energi akan ikut terpangkas dan akan memilih sumber energi yang lebih murah. Dari segi harga batu bara diuntungkan karena harganya yang lebih murah ketimbang gas.

Namun, pengetatan impor batu bara China di dua bulan terakhir 2019 juga harus diantisipasi selain ketersediaan batu bara domestik dan keterjangkauan harganya dibanding harga batu bara impor.

Harga batu bara masih berpotensi bergerak terbatas minggu ini, melanjutkan tren sideways yang terjadi selama akhir Oktober.

TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2CxydAz
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment