Jennifer mendapatkan golden ticket dari audisi tahunan SM Global Audition yang digelar oleh perusahaan SM Entertainment sejak 2006 silam ini. Namun, setelah dua tahun menjadi trainee, Jennifer memutuskan untuk menyudahinya.
Dihubungi oleh CNBC Indonesia, dara kelahiran 4 November 1991 membeberkan beberapa hal semasa ia menjadi trainee, termasuk biaya hidup dari agensi yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Jennifer mengaku hanya mendapatkan uang saku sekitar Rp 2 juta rupiah untuk biaya hidup sebulan dari agensinya.
"Menurut aku segitu sih gak cukup, karena biaya hidup di Korea itu mahal. Karena kebutuhan kan banyak, kayak misalnya butuh alat-alat latihan. Mereka mana siapin, kita yang siapin sendiri. Nah di sana kan mahal, gak semurah di sini," bebernya.
Selain itu, selama menjadi trainee, Jennifer juga mengambil beberapa kursus di SM Academy. "Di SM Academy itu rata-rata trainee lama sekolah di sana dan itu bayar," ujar perempuan kelahiran Kota Serang ini.
Tidak sebanding dengan biaya-biaya yang dikeluarkan sejak ia menjadi trainee di sana, maka dari itu ia memutuskan untuk berhenti menjadi trainee agensi terbesar di negeri ginseng itu.
"Waktu itu jadi trainee itu gak bisa kuliah dan ngapa-ngapain. Terus aku kayak mikir, waktu habis buat jadi trainee, kalau misalnya gak jadi debut, mau jadi apa ke depannya? Karena cuma lulusan SMA," jelasnya.
Pada 2011, Jennifer memutuskan balik ke Indonesia dan kuliah dengan mengambil jurusan Sastra Inggris. Berbeda dengannya, kembarannya melanjutkan kuliah di Korea Selatan dengan mengambil jurusan performing art.
Proses berhenti sebagai trainee pun tidak begitu drama. Karena Jennifer adalah trainee biasa, maka ia diperbolehkan untuk keluar dari agensi.
"Berbeda dengan trainee eksklusif. Biasanya kalau trainee yang mau debut dan ikut latihan eksklusif terus keluar, mereka akan dituntut agensi karena mereka sudah dibiayai cukup mahal oleh agensi," ungkapnya lagi.
(gus/gus)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2OSeYJp
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment