Thursday, October 17, 2019

Isu Resesi Muncul Lagi, Emas Kembali Bersinar

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia berbalik menguat memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Kamis (17/10/19), padahal sebelumnya terus tertekan.

Pada pukul 20:50 WIB, emas diperdagangkan di level US$ 1,492,14/troy ons, menguat 0,19% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya logam mulia ini melemah 0,42% ke level US$ 1.483,1/troy ons.


Dengan berbalik menguat, emas kini berpeluang mencetak penguatan dua hari beruntun.

Data-data ekonomi AS yang buruk sejak Rabu kemarin kembali memunculkan isu resesi di AS. Departemen perdagangan AS melaporkan penjualan ritel di bulan September turun 0,3% month-on-month (MoM).Penurunan tersebut merupakan yang pertama dalam tujuh bulan terakhir.

Rilis tersebut berbanding terbalik dengan hasil survei Reuters terhadap para ekonom yang memprediksi kenaikan 0,3%. Sementara penjualan ritel inti yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan turun 0,1% MoM.

Penurunan penjualan ritel di bulan September menunjukkan melambatnya belanja konsumen AS. Sektor belanja konsumen berkontribusi sekitar 66% terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Dengan pelambatan di tersebut, pertumbuhan ekonomi Negeri Adikuasa di kuartal III-2019 tentunya akan terseret juga.

Sementara pada hari ini, indeks aktivitas manufaktur wilayah Philadelphia turun drastis menjadi 5,6 di bulan ini, dibandingkan bulan September sebesar 12,0.

Akibatnya rilis data-data tersebut, spekulasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) semakin menguat. Berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 87,1% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 1,5-1,76% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB).

Emas mendapat dua keuntungan, dari kecemasan akan terjadinya resesi, serta peluang penurunan suku bunga The Fed.

Kecemasan akan resesi tentunya membuat investor mengamankan kekayaannya di aset safe haven seperti emas. Di sisi lain, emas merupakan aset yang dibanderol dolar AS, ketika suku bunga dipangkas, dolar AS cenderung melemah dan harga emas akan menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Dampaknya permintaan emas akan meningkat.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2BjcoEz
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment