Thursday, November 14, 2019

Neraca Dagang Surplus, Rupiah Kian Mantap di Jalur Hijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berhasil menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Ini menjadi penguatan pertama setelah rupiah melemah empat hari beruntun.

Pada Jumat (15/11/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.069. Rupiah menguat 0,21% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Sebelumnya, rupiah sudah melemah selama empat hari berturut-turut. Selama periode tersebut, rupiah melemah 0,56%.


Sementara di pasar spot, rupiah masih bertahan di zona hijau. Pada pukul 10:25 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.055 di mana rupiah menguat 0,18%.

Kala pembukaan pasar, rupiah mampu menguat 0,21%. Seiring jalan, penguatan rupiah memang menipis tetapi tidak sampai habis dan melemah.


Investor lega karena satu penantian sudah berakhir, yaitu rilis data perdagangan internasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan ekspor Oktober 2019 terkontraksi atau turun 6,13% year-on-year (YoY) dan impor turun 16,39% YoY. Ini membuat neraca perdagangan surplus US$ 160 juta.

Padahal pelaku pasar memperkirakan neraca perdagangan bakal defisit. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia menghasilkan angka defisit neraca perdagangan sebesar US$ 300 juta. Sementara konsensus dari Reuters dan Bloomberg juga meramal terjadi defisit masing-masing US$ 280 juta dan US$ 240 juta.

Realisasi data perdagangan yang lebih baik dari ekspektasi ini semakin menambah 'bahan bakar' bagi rupiah. Rupiah kian mantap menapaki zona hijau, karena kondisi eksternal juga sedang kondusif.





from CNBC Indonesia https://ift.tt/2pkrC9T
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment