Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menjelaskan, membuka jalur di Papua sangat tidak mudah. Namun, bila jalur sudah terbangun meski belum diaspal, sudah sangat banyak membantu untuk mempersingkat waktu arus barang dan orang yang selama ini haru ditempuh membelah hutan.
"Saya kira kalau perbatasan dan Trans Papua yang penting kita tembus dulu, baru di belakangnya aspal. Aspalnya juga tidak ditembus langsung aspal, kalau pembentuk badannya jalan saja itu nggak gampang," kata Basuki di Jakarta, Kamis (1/8)
Basuki bilang, di jalur perbatasan Papua antara Papua Nugini ada Pegunungan Bintang yang sulit dibuat jalur, selain terjal, kondisi tanahnya juga keras seperti di wilayah Oksibil. Sehingga, bila sebuah jalur sudah terbuka maka prioritas sebagai akses masyarakat.
Foto: Foto udara pemandangan jalan Trans Papua (Dok. Kementerian PUPR)
|
"Apalagi Oksibil itu sangat curam sekali, kalau yang dari Merauke-Boven Digoel ke sana itu kan datar tapi begitu masuk Oksibil terus ke arah Jayapura Pegunungan Tengah itu keras," katanya.
Dari total jalan perbatasan dari Merauke - Jayapura sepanjang 1.098 km, hingga akhir 2018 sudah tersambung 919 km. Namun, mayoritas jalan yang sudah terbuka masih belum seluruhnya diaspal, atau mayoritas masih jalan tanah. Sisanya sedikit yang sudah diaspal sekitar 149 km, antara lain:
Ruas jalan Jayapura-Merauke, ada ruas Jalan Sota - Erambu - Bupul sepanjang 111 km saat ini kondisinya sudah 100 % teraspal. Selanjutnya pada ruas Bupul - Muting sepanjang 38 Km dan ruas Muting - Boven Digoel sepanjang 195 km juga sudah teraspal dan bisa dilalui kendaraan.
[Gambas:Video CNBC] (hoi/hoi)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2SYiZvQ
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment