Pelaku pasar menyambut kebijakan The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps), yang merupakan pertama dalam lebih dari 10 tahun.
Kebijakan tersebut diambil untuk mengantisipasi "perkembangan global" di tengah kondisi inflasi Negeri Adidaya tersebut yang masih terjaga.Namun, Gubernur The Fed Jerome Powell di depan pers menyatakan bahwa kebijakan itu bukanlah penyesuaian jangka menengah.
Pernyataan itu membuat badai spekulasi kian membuncah karena pelaku pasar tidak melihat arah kejelasan kebijakan dovish The Fed.Akibatnya, Dow Jones terkoreksi hingga 333 poin pada Rabu kemarin, menjadi koreksi harian terbesar sejak 31 Mei.
"Situasi kemarin menjadi contoh sempurna tentang ekspektasi yang tidak sejalan dengan realita. Namun Fed melakuukan apa yang seharusnya dilakukan," ujar chief market strategist National Securities Art Hogan, sebagaimana dilaporkan CNBC International.Komentar itu, lanjutnya, menjadi cambuk bagi pelaku pasar agar tak berspekulasi terlalu jauh mengenai prospek pemangkasan suku bunga acuan. Merespon itu, Presiden AS Donald Trump menilai Powell "bikin kecewa" dengan tak memberi sinyal pemangkasan ke depan.Pada hari ini, pelaku pasar akan mencermati rilis indeks ISM manufacturing periode Juli, data Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur periode Juli, dan angka belanja konstruksi pada June.TIM RISET CNBC INDONESIA (ags/ags)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2MBArFD
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment