BOE mempertahankan suku bunga acuan sebesar 0,75%, tapi Guberur Mark Carney kini diprediksi kuat akan memangkas suku bunga acuannya. Hal ini membuat poundsterling terus tertekan. Pada perdagangan Kamis (1/8/19) pukul 20:40 WIB diperdagangkan di level US$ 1,2098 atau melemah 0,48% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Kondisi ekonomi Inggris yang memburuk serta menguatnya kemungkinan Inggris keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan (no-deal Brexit) membuat spekulasi BOE akan memangkas suku bunga semakin menguat.
Hasil survei Reuters menunjukkan pasar melihat ada probabilitas sebesar 90% BOE akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin sebelum Mark Carney mengakhiri masa jabatannya pada akhir Januari 2020.
Meski banyak yang memprediksi suku bunga akan dipangkas, tetapi Carney sama sekali tidak memberikan sinyal pemangkasan tersebut. Bahkan saat proyeksi pertumbuhan ekonomi diturunkan menjadi 1,3% di tahun ini dan tahun depan, dibandingkan proyeksi yang diberikan bulan Mei lalu sebesar 1,5% untuk tahun 2019 dan 1,6% di 2020.
Survei lain Reuters terhadap para ekonom menunjukkan probabilitas sebesar 30% BOE dapat menerapkan kebijakan moneter lebih longgar jika terjadi no-deal Brexit. Dalam kasus no-deal Brexit, BOE sendiri memprediksi ada peluang sebesar 33% perekonomian Inggris akan memasuki resesi di awal 2020.
Pemerintah Inggris di bawah Perdana Menteri (PM) Boris Johnson sudah mempersiapkan skenario no-deal Brexit akibat Uni Eropa yang enggan melakukan perundingan kembali. PM Johnson sebelumnya berkali-kali menegaskan akan membawa Inggris keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober dengan kesepakatan atau tanpa kesepakatan.
Seandainya skenario no-deal itu benar terjadi, bank Morgan Stanley memprediksi poundsterling akan mencapai level paritas (1 poundsterling = 1 dolar AS).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2K8Vu0k
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment