Tuesday, August 6, 2019

Setelah Babak Belur Di Awal Pekan, Wall Street Kini Menghijau

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) rebound pada perdagangan Selasa (6/8/19) setelah babak belur pada perdagangan Senin kemarin. Meredanya kecemasan akan perang mata uang membuat Wall Street bisa bernafas.

Indeks Dow Jones dibuka menguat 0,8% setelah anjlok 2,9% Senin kemarin. Sementara S&P 500 dan Nasdaq menguat masing-masing 0,8% dan 1,4%. S&P 500 Senin kemarin juga anjlok hampir 3% sementara Nasdaq lebih dari 3%.

Sepanjang Senin kemarin pasar finansial dicemaskan oleh langkah Bank Sentral China (People's Bank of China/PBoC) yang mendepresiasi nilai tukar yuan hingga ke level terlemah 11 tahun. Saat itu PBoC mematok nilai kurs yuan 6,9225/US$ atau yang terlemah sejak Desember 2018, setelahnya mekanisme pasar membuat yuan terus melemah diperdagangkan di level 7,0470/US$.

Akibat kebijakan dari PBoC tersebut, Departemen Keuangan AS menetapkan China sebagai manipulator mata uang. Penetapan negara sebagai manipulator mata uang sebelumnya tidak pernah ada sejak pemerintahan Bill Clinton.

"Menteri Mnuchin, di bawah pemerintahan Presiden Trump hari ini telah menetapkan China sebagai Manipulator Mata Uang" pernyataan dari rilis Departemen Keuangan AS, sebagaimana dikutip CNBC International. "Dengan demikian, Menteri Mnuchin akan bekerjasama dengan Dana Moneter International (IMF) untuk menghilangkan keunggulan kompetitif yang tidak adil yang diciptakan oleh China melalui kebijakan terbarunya"

"Sebagai konsekuensi dari tindakan ini, Menteri Keuangan Steven Mnuchin akan meminta Dana Moneter Internasional (IMF) untuk menindak kompetisi tidak adil yang dilakukan oleh China," demikian bunyi pernyataan resmi Kementerian Keuangan AS.

Kurs yuan 7/US$ dikatakan sebagai level kritis, dimana sejak krisis finansial PBoC selalu menjaga nilai tukar mata uangnya agar selalu di bawah level tersebut.

Pada hari ini, PBoC menetapkan nilai tukar yuan lebih kuat di level 6.9683/US$, masih di bawah level kritis sehingga pasar sedikit lega China tidak menggunakan mata uangnya sebagai senjata dalam menghadapi perang dagang dengan AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2KgKmP7
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment