Thursday, August 15, 2019

Huawei HongMeng Gusur Android? Jangan Ulang Kesalahan Samsung

Jakarta, CNBC Indonesia - Huawei Technologies telah memperkenalkan operating system (OS) HongMeng atau Harmony di Inggris, untuk menggantikan Google Android di perangkat ponselnya. Ini merupakan melindungi bisnis ponsel globalnya dari dampak perang dagang AS-China.

Menurut beberapa ahli, secara teori OS Huawei ini bisa menggantikan Android. Tetapi mengembangkan OS baru bukan perkara mudah. Saat ini industri ponsel di monopoli oleh dua perusahaan: Google Android dan iOS Apple.


Tantangan terbesarnya terletak pada menggaet developer untuk membangun aplikasi di sistem baru. Huawei harus mampu menarik developer aplikasi ternama seperti Uber atau Instagram. Jika tidak, pengguna enggan untuk membeli smartphone dengan OS Harmony.

"Huawei paham tentang ini," ujar Kiranjeet Kaur, analis IDC seperti dikutip dari CNNInternational, Kamis (14/8/2019). "Tanpa aplikasi, tidak ada yang akan membeli [ponsel mereka]."

Huawei HongMeng Gusur Android? Jangan Ulang Kesalahan SamsungFoto: Pembeli mengunjungi toko Huawei di Beijing. (AP Photo/Ng Han Guan)

Raksasa teknologi menerbitkan OS penantang Android bukan hanya Huawei saja. Sebelumnya Microsoft sudah melakukannya melalui Windows Mobile beberapa tahun lalu. OS Microsoft kalah bersaing dengan Android karena tidak sebagus rival. OS ini telah dimatikan Microsoft.

BlackBerry juga mencoba tetapi kemudian gagal. Selanjutnya Samsung. Perusahaan asal Korea Selatan ini menerbitkan OS Tizen pada 2015. OS Tizen ditanamkan pada smartphone di bawah US$100 (Rp 1,4 jutaan). Tetapi penerimaan pengguna pada ponsel ini sangat buruk. Pengguna mengkritik ponsel tersebut sebagai kloning Android yang gagal dan terlalu sedikit aplikasi yang bisa diunduh.


Sejak itu Samsung tak merilis ponsel dengan OS Tizen. Mereka masih menggunakan Android. Tizen kini lebih banyak digunakan pada smart watches dan TV.

"Bagi para develeper aplikasi, hal terpenting adalah bagaimana aplikasi dan layanan mereka bisa dengan mudah sampai ke pengguna akhir serta seberapa cepat mereka bisa memonetisasi karya mereka," terang Jason Low, Analis Canalys.


Huawei sedang menghadapi sanksi berat dari AS. Huawei dimasukkan ke dalam daftar hitam (blacklist) yang membuatnya tak bisa berbisnis dengan perusahaan AS. Google memutuskan untuk tak lagi melisensi dan mengirimkan update Android ke ponsel Huawei. Kebijakan ini akan berlaku 19 Agustus mendatang. (roy/miq)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/2YQc3r7
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment