Saturday, August 10, 2019

CAD Membengkak, Begini Siasat BI untuk Mengempiskannya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pada kuartal II-2019, defisit transaksi berjalan (CAD) tercatat sebesar US$ 8,44 miliar atau setara 3,04% dari Produk Domestik Bruto (PDB). CAD kali ini lebih dalam dibanding kuartal II-2018 yang haya US$ 7,9 miliar atau 3,01% PDB. 

Menanggapi hal ini, Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menuturkan, ada beberapa langkah yang akan diambil bank sentral untuk meredam pembengkakan CAD.


Ia menuturkan, fungsi dan tugas dari BI itu harus menjaga stabilitas dari nilai tukar Indonesia dan menjaga pasokan. Likuiditas dari dolar ada di pasar, karena tentunya kalau Indonesia mau mendorong ekspor dan meredam impor, satu hal yang sangat menentukan adalah stabilitas dari nilai tukar. 

"Kita ingin mendorong ekspor, tapi kalau nilai tukar kita berfluktuasi, itu tidak akan bagus buat para eksportir kita. Jadi kalau kembali kepada tugas dan fungsinya Bank Indonesia, yakni bagaimana kami menjaga stabilitas nilai tukar dan menjaga likuiditas dolar itu sendiri," tutur Destry di Gedung BI, Jakarta, Minggu (11/8/2019).

CAD Membengkak, Begini Siasat BI untuk MengempiskannyaFoto: Ekspor Perdana Kuala Tanjung. (CNBC Indonesia/Anastasia Arvirianty)

Tentunya, lanjut Destry, pihaknya juga mengimbau kembali kepada para eksportir untuk mau bersama-sama membawa devisanya ke Indonesia, yang mana devisa tersebut nantinya akan digunakan untuk pembangunan, termasuk untuk pembiayaan impor itu sendiri. 

"Karena kita tau eksportir kita itu memang kebanyakan juga importir. Jadi, itu yang kami harapkan dan tentunya sekali lagi likuiditas dari dolar kita harapkan akan membaik ke depannya," tambah Destry.


Kemudian ada juga beberapa insturmen sudah dikeluarkan oleh BI, yang sifatnya untuk menambah likuiditas di valas. Termasuk juga, lanjut Destry, yang sifatnya hedging instrumen. 

"Nah itu sudah dikeluarkan oleh BI dan selama ini respon pasar cukup positif. Seperti Domestic Non Delivery Forward (DNDF), jadi kami lihat sekarang sudah banyak pelaku pasar masuk ke DNDF Indonesia dibanding DNDF yang berada di luar atau Singapur."


"Jadi bertahap lah dari BI akan terus mengembangkan instrumen-instrumen keuangan dalam rangka untuk menambah likuiditas, valas atau rupiah," katanya.

Adapun, ia memproyeksikan, sampai dengan akhir tahun ini. CAD akan berada di kisaran 2,5%-3% terhadap PDB. Destry mengatakan, pihaknya akan terus berupaya untuk menekan CAD.


"BI tidak bisa sendiri karena banyak terkait dengan sektor riil, tapi bahwa apa yang menjadi tugas dan fungsi BI, kita tetap harus menjaga stabilitas dari nilai tukar itu sendiri, kemudian juga dengan menambah likuiditas," tutup Destry.

Simak video tentang CAD di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]

(roy/roy)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2YA4fJI
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment