Monday, July 22, 2019

Duh! Kebocoran Minyak Pertamina Bisa Mirip Deepwater Horizon

Jakarta, CNBC Indonesia - Kebocoran minyak yang menimbulkan gelembung di lapangan migas YYA, Blok Offshore North West Java (ONWJ) belum bisa diatasi. Bahkan, tumpahan minyak sudah memenuhi pesisir Pantai Karawang.

Kemenhub telah mengadakan rapat dengan PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ selaku pemilik lapangan migas tersebut.

Kemenhub mendapat penjelasan dari Pertamina atas tumpahan minyak yang terjadi di Tanjung Karawang. Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad mengatakan awal mula peristiwa diketahui pada tanggal 12 Juli 2019 lalu, yang kemudian menyebar sampai tanggal 15 Juli 2019.

"Kemenhub mendapat kabar tanggal 18, informasinya disampaikan ke Pak Herbert Marpaung (KSOP Kelas IV Kepulauan Seribu)," kata Ahmad usai rapat, Selasa (22/7/2019).

Duh! Kebocoran Minyak Pertamina Bisa Mirip Deepwater HorizonFoto: Tumpahan Minyak Mentah Kotori Pesisir Pantai Karawang (detikcom/Luthfiana Awaluddin)

Herbert kemudian ditunjuk sebagai mission coordinator mengingat peristiwa tumpahan minyak saat ini berstatus tear 1. Penunjukan Herbert lantaran TKP masui wilayah KSOP Kepulauan Seribu.

"Penanganan saat ini masih berskala lokal," ucapnya.

Ahmad mengatakan untuk menjaga transportasi laut, sudah dilakukan notice atau peringatan pelayaran. "Sudah dilakukan notice. Peringatan prioritas pelayaran," kata Ahmad.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Djoko Siswanto pernah mengatakan insiden serupa pernah terjadi di Teluk Meksiko, Amerika Serikat. Insiden itu membuat rig alias bor sumur minyak tenggelam.

Dia menggambarkan kejadian terburuk itu seperti dalam film Deep Water Horizon. Film yang dibintangi oleh Mark Wahlberg itu menggambarkan kengerian saat terjadi kebocoran di sumur minyak hingga akhirnya membuat sumur tenggelam.

"Risiko yang paling fatal adalah rig nya tenggelam, tapi sekarang baru miring 8 derajat, iya kan ada pernah nonton Deep Water Horizon, kejadian paling parah seperti itu. Supaya tidak seperti itu, tergantung kecepatan di bawah itu growing, namanya runtuh, atau kecepatan injeksi semen keluar batas" jelas Djoko di kantornya pada Rabu 17 Juli 2019 yang lalu.

VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menuturkan, penanganan dilakukan dengan melibatkan pihak-pihak yang kredibel, kompeten, dan memiliki pengalaman terbukti dalam menangani case yg sama. Salah satunya adalah Boot & Coots, yang telah memiliki pengalaman terbukti dalam menyelesaikan peristiwa di Teluk Mexico.

Peristiwa Teluk Mexico ini sendiri sempat jadi sorotan publik bahkan diangkat sebagai film berjudul Deepwater Horizon pada 2016.

Selain itu, untuk penanganan risiko pencemaran lingkungan, Pertamina group telah menggerakkan 27 kapal dan 12 set Oil Boom, dan untuk menjaga agar tidak ada aktivitas nelayan di sekitar lokasi, Pertamina dan PHE ONWJ bekerja sama dengan TNI AL, Satpolairud, dan Pokwasmas, mengerahkan 7 unit kapal Patroli.

(dru/dob)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2LBfHhe
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment