Pada Kamis (8/8/2019) pukul 12:38 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.210. Rupiah menguat tipis 0,04% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Kala pembukaan pasar, rupiah menguat 0,04%. Selepas itu, rupiah terpeleset dan jatuh ke zona merah.
Rupiah perlahan bangkit dan kembali ke zona hijau. Namun gerak rupiah masih galau, penguatan tipis membuat rupiah masih rentan melemah.
Sentimen yang beredar memang agak mixed. Di satu sisi, ada harapan damai dagang AS-China.
Kemarin, Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence 'Larry' Kudlow menyatakan AS siap menerima delegasi China untuk dialog dagang di Washington pada awal September. Tidak hanya itu, AS juga mempertimbangkan untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog membuahkan hasil positif.
Selanjutnya ada sentimen positif lagi dari rilis data ekonomi China. Pada Juli, ekspor China tumbuh 3,3% year-on-year (YoY). Jauh membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi alias turun 1,3%. Angka 3,3% juga lebih baik dibandingkan konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu kontraksi 2%.
Sementara sentimen yang membebani rupiah berasal dari dalam negeri. Bank Indonesia (BI) melaporkan, penjualan ritel pada Juni turun 1,8% YoY. Jauh memburuk dibandingkan bulan sebelumnya yang membukukan kenaikan 7,7% YoY.
Kemudian, esok hari BI akan mengumumkan data Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II-2019. Investor akan sangat mencermati data ini, terutama di pos transaksi berjalan (current account). BI memperkirakan defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) pada kuartal II-2019 lebih dalam ketimbang kuartal sebelumnya.
Ketika transaksi berjalan defisit, apalagi semakin parah, maka mata uang akan sangat tergantung kepada arus modal di pasar keuangan alias hot money yang bisa datang dan pergi sesuka hati. Ini membuat mata uang lebih rentan berfluktuasi, tidak stabil.
Analisis Teknikal
Grafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di kisaran rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah). Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak naik dan mulai mendekati area positif, sementara histogramnya sudah wilayah positif.
Melihat indikator tersebut, tekanan terhadap rupiah dalam jangka menengah cukup besar.
Grafik: Rupiah (USD/IDR) 1 Jam
Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah berada di bawah MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator berada di wilayah jenuh jual (oversold).
Resisten (tahanan atas) berada di kisaran 14.230, ruang penguatan rupiah masih terbuka selama tidak menembus ke atas resisten tersebut. Target penguatan ke area 14.180/US$.
Sementara jika resisten ditembus, rupiah berpeluang melemah ke area 14.260/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/2GTNf6s
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment