Penguatan IHSG sejalan dengan performa mayoritas bursa saham kawasan Asia yang juga bergerak ke utara: indeks Kospi melesat 0,9%, indeks Shanghai menguat 0,91%, indeks Hang Seng naik 0,67%, indeks Nikkei naik 0,43%, sedangkan indeks Straits Times yang satu-satunya mencatatkan nilai negatif dengan turun 0,43%.
Penurunan pada bursa saham utama Singapura disebabkan rilis data penjualan ritel bulan Juni yang jauh lebih rendah dari konsensus pasar. Bulan lalu, penjualan ritel Negeri Singa anjlok 8,9% secara tahunan, berbeda dengan konsensus pasar yang memproyeksi kenaikan 0,2% secara tahunan, dilansir Trading Economics.
Sementara itu, mayoritas bursa saham Benua Kuning mampu menguat seiring dengan asa damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, menyatakan AS masih menantikan kedatangan delegasi China untuk melakukan dialog dagang awal bulan depan.
"Beliau (Presiden Trump) ingin membuat kesepakatan dan melanjutkan negosiasi. Harus ada dua orang untuk menari tango," kata Kudlow dalam wawancara dengan CNBC International.
Kudlow bahkan mengungkapkan niatnya untuk terbuka dalam mengkaji kembali kebijakan bea masuk apabila dialog dagang dengan Negeri Tiongkok berjalan mulus.
"Situasi bisa berubah mengenai kebijakan bea masuk. Bapak Presiden terbuka terhadap perubahan, jika pembicaraan dengan China positif," paparnya.
Garry Locke, mantan Duta Besar AS untuk Negeri Tiongkok periode 2011-2014 bahkan mengatakan AS harus mengalah dan tidak hanya mementingkan kepentingan sendiri karena perseteruan dagang yang berkelanjutan akan semakin menyakiti perekonomian global.
"The Federal Reserve (Bank Sentral AS) memperkirakan bea masuk terhadap produk-produk China akan menyebabkan konsumen di AS mengalami kenaikan harga barang dan jasa rata-rata US$ 1.000. Kenaikan harga seperti ini membuat AS sulit berkompetisi. Oleh karena itu, AS perlu menurunkan tensi ketegangan dan mencapai kesepakatan dengan China," tegas Locke, seperti diberitakan Reuters.
Walaupun resiko bahwa kesepakatan dagang tidak dapat dicapai dalam waktu dekat masih ada, namun setidaknya terdapat harapan hal itu bisa dicapai. Alhasil, kecemasan pelaku pasar perlahan memudar dan kembali berani untuk bertransaksi di aset-aset beresiko, tidak terkecuali bursa saham Tanah Air.
Pada penutupan sesi I, investor asing mencatatkan aksi beli bersih mencapai Rp 97,84 miliar.
(BERLANJUT KE HALAMAN DUA) (dwa/dwa)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/33izacm
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment