Pada Selasa (6/8/2019) pukul 12:17 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.280. Rupiah melemah 0,21% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Meski nasibnya membaik, tetapi rupiah masih sulit lepas dari jerat zona merah. Memanasnya perang dagang AS-China, ditambah bumbu perang mata uang membuat rupiah jeblok. Ketidakpastian global menjadi semakin meningkat, yang tentunya berdampak buruk bagi rupiah yang merupakan aset emerging market.
Pelemahan tajam rupiah sudah dimulai sejak Kamis lalu, setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan memberlakukan bea impor 10% terhadap produk China yang selama ini belum dikenakan tarif. Total nilai produk tersebut sebesar US$ 300 miliar dan mulai berlaku pada September.
Langkah Trump tersebut membuat China panas, memberikan balasan yang telak. Bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) pada hari mematok nilai kurs yuan hari ini CNY 6,9225/US$ atau yang terlemah sejak Desember 2018. Namun cuan masih tetap diperdagangkan di kisaran CNY 7/US$.
Akibat kebijakan dari PBoC tersebut, Kementerian Keuangan AS menetapkan China sebagai manipulator mata uang. Penetapan negara sebagai manipulator mata uang sebelumnya tidak pernah ada sejak pemerintahan Bill Clinton.
"Menteri Keuangan Steven Mnuchin hari ini telah menetapkan China sebagai manipulator Mata Uang. Dengan demikian, Menteri Mnuchin akan bekerjasama dengan Dana Moneter International (IMF) untuk menghilangkan keunggulan kompetitif yang tidak adil yang diciptakan oleh China melalui kebijakan terbarunya," papar pernyataan tertulis Kementerian Keuangan AS, sebagaimana dikutip CNBC International.
Analisis Teknikal
![]() Sumber: investing.com |
Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah). Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak naik dan mulai mendekati area positif, sementara histogramnya sudah wilayah positif.
Melihat indikator tersebut, tekanan terhadap rupiah dalam jangka menengah cukup besar.
![]() Sumber: investing.com |
Pada time frame 1 jam, rupiah berada di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di atas MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic bergerak turun dari wilayah jenuh beli (overbought).
Rupiah saat ini bergerak di dekat resisten (tahanan atas) 14.290, jika mampu bertahan di bawah level tersebut Mata Uang Garuda berpeluang menguji kembali area 14.260.
Penembusan di bawah level tersebut akan membuka peluang penguatan rupiah ke level 14.230.
Sementara jika kembali menembus dan bergerak konsisten di atas 14.290, rupiah berpeluang melemah kembali ke level 14.320.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/31mHnud
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment