
Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 163 poin, sedangkan S&P 500 tumbuh 0,94% dan indeks Nasdaq bertambah 1%. Saham produsen chip Nvidia melesat 8% pada Jumat setelah melaporkan kinerja kuartal II-2019 di atas ekspektasi.
Imbal hasil (yield) yang membuat pasar khawatir, kembali bangkit dari titik terendahnya secara historis pada Jumat, mengurangi kekhawatiran seputar resesi. Yield obligasi pemerintah AS bertenor 10 tahun jatuh ke level terendah tiga tahun, karena investor memburunya.
"Kami telah mengatakan bahwa ini adalah peluang beli. Namun sejarah dan perbandingan global menunjukkan bahwa indeks S&P 500 semestinya menguat," ujar Kepala Riset Fundstrat Global Advisors Tom Lee, dalam laporan risetnya yang dikutip CNBC International.
Perang dagang antara AS dan China masih menjadi pendorong utama pergerakan pasar. Presiden AS Donald Trump pekan ini memutuskan menunda tarif atas produk China menjadi Desember agar tidak mengganggu pola konsumsi masyarakat. Dia juga mengonfirmasi adanya pertemuan dengan delegasi Beijing pada bulan depan.
"Pada September, pertemuan masih dalam jadwal sebagaimana saya pahami, tetapi September bakal lebih penting, kami sudah berbicara di telepon dan memiliki pembicaraan yang sangat produktif," ujar Trump kepada wartawan pada Kamis.
Komen tersebut datang setelah Beijing berjanji akan membalas pengenaan tarif atas produk China senilai US$300 miliar, sembari mendesak pemerintah AS untuk melanjutkan pembicaraan guna mencapai kesepakatan.
General Electric, yang sempat tertekan menyusul klaim adanya fraud oleh Madoff kembali menguat pada Jumat setelah CEO GE Larry Culp menilai tudingan itu hanyalah "manipulasi pasar" untuk membeli saham perseroan bernilai nyaris US$2 juta.
Kepada CNBC International, Ray Dalio, pendiri hedge fund terbesar dunia Bridgewater mengatakan bahwa ada 40% peluang bahwa AS akan mengalami resesi sebelum pemilihan pada tahun 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/308nNli
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment