Monday, July 15, 2019

Gara-gara China, Harga Emas Bisa Jeblok?

Jakarta, CNBC Indonnesia - Harga emas dunia dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Namun seiring berjalannya waktu, harga logam mulia ini putar balik melemah.

Serangkaian data dari China menunjukkan kondisi ekonomi Negeri Tirai Bambu membaik memasuki kuartal-III 2019 membuat kecemasan pelaku pasar sedikit hilang. Efeknya permintaan emas sebagai aset safe haven menjadi berkurang.

Meski pertumbuhan ekonomi China melambat menjadi 6,2% pada kuartal II-2019 (terendah sejak dalam 27 tahun terakhir), tetapi data produksi industri dan penjualan ritel di bulan Juli menunjukkan peningkatan.


Data yang dirilis dari Beijing menunjukkan produksi industri naik 6,3% year-on-year (YoY) dan penjualan ritel 9,8% YoY, dibandingkan bulan Juni sebesar 5,2% dan 9,8%.

Namun, untuk jangka menengah dan panjang outlook harga emas dunia masih positif mengingat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserves/The Fed akan memangkas suku bunga acuan. Emas merupakan aset tanpa imbal hasil, sehingga semakin rendah suku bunga di AS dan secara global, akan memberikan keuntungan yang lebih besar dalam memegang aset emas.

Selain itu, logam mulia sangat terkait dengan nilai tukar dolar AS. Kala greenback melemah, maka harga emas akan naik karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS.

Pada pukul 15:00 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.413/troy ounce.

Analisis Teknikal

Ada Tanda Ekonomi China Membaik, Emas Putar Balik Grafik: Emas (XAU/USD) Harian 
Sumber: investing.com

Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif tetapi bergerak turun dan histogram masih di wilayah negatif.

Ada Tanda Ekonomi China Membaik, Emas Putar Balik Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Foto: investing.com

Pada time frame 1 menit, emas bergerak di atas MA 8, MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak turun tetapi masih jauh dari wilayah jenuh jual (oversold).

Resisten (tahanan atas) berada di kisaran US$ 1,416, selama tertahan di bawah level tersebut emas berpeluang turun ke level US$ 1,411. Penembusan di bawah level tersebut akan membawa harga turun ke US$ 1.405

Sementara jika mampu menembus resisten, harga emas berpeluang naik ke level US$ 1.421 atau lebih jauh ke US$ 1426 per troy ounce.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/pap)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2XRCF5q
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment