Thursday, August 15, 2019

Pegang Saham BNGA 20 Tahun: Bukannya Untung Malah Buntung!

Jakarta, CNBC Indonesia - Jika berbicara mengenai pasar keuangan, 20 tahun terbilang waktu yang panjang untuk memegang suatu instrumen keuangan. Ketika instrumen keuangan yang dimaksud adalah saham yang risikonya relatif tinggi saja, jika digenggam dalam 20 tahun rasanya investor tak mungkin rugi.

Untuk diketahui, dalam 20 tahun terakhir Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) membukukan penguatan sebesar 1.022%. Namun ternyata, ada loh saham yang malah membuat investornya menderita kerugian walau sudah menginvestasikan dana dan waktu selama 20 tahun.

Saham yang dimaksud adalah saham PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA). Dalam waktu 20 tahun terakhir, harga saham dari bank yang kini mayoritas dimiliki oleh CIMB Group tersebut justru melemah sebesar 1,4%.


Untuk diketahui, kini Bank CIMB Niaga masuk dalam kategori bank BUKU 4, bank dengan modal inti di atas Rp 30 triliun. Sejauh ini, ada enam bank yang masuk ke dalam kategori bank bermodal jumbo tersebut, termasuk Bank CIMB Niaga. Kelima lainnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN).

Jika dibandingkan dengan saham-saham bank yang kini masuk dalam kategori BUKU 4, kinerja saham BNGA juga bisa dibilang mengecewakan. Namun, untuk membandingkannya kita tak bisa menggunakan periode 20 tahun. Hal ini lantaran beberapa saham bank yang kini masuk dalam kategori BUKU 4 belum melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 20 tahun yang lalu.

Tanggal pertama di mana keenam saham bank BUKU 4 sudah tercatat semua di BEI adalah 7 November 2003. Jika dihitung sejak 7 November 2003 hingga penutupan perdagangan kemarin (15/8/2019), harga saham BNGA memang menguat, yakni sebesar 252%. Namun, penguatan yang dibukukan harga saham BNGA sangatlah rendah jika dibandingkan apresiasi yang dibukukan oleh saham bank BUKU 4 lainnya.


Bank BCA misalnya, mencatatkan kenaikan harga saham hingga 3.164% pada periode tersebut. Bahkan, Bank BRI mampu membuat investornya cuan hingga 4.730%.

Untuk diketahui, dalam periode 7 November 2003 hingga kemarin, IHSG melejit sebesar 898%.

Sudah Bertahun-Tahun Lesu
Kalau ditilik, sejatinya harga saham Bank CIMB Niaga menunjukkan kinerja yang ciamik hingga tahun 2010. Namun, selepas itu harga saham perusahaan berangsur-angsur turun.


Kinerja keuangan perusahaan yang kurang ciamik membuat pelaku pasar melepas kepemilikannya atas saham Bank CIMB Niaga mulai tahun 2011. Dalam periode 2003-2010, kinerja keuangan perusahaan terbilang oke, di mana pendapatan bunga bersih/net interest income (NII) dan laba bersih hampir selalu mencetak pertumbuhan sebesar dua digit.

Memang, selepas tahun 2010 laba bersih perusahaan kerap kali mencatatkan pertumbuhan sebesar dua digit. Namun, kenaikan laba bersih sebesar dua digit tersebut terjadi tanpa kenaikan yang signifikan di pos NII.

Untuk diketahui, bagi bank pada umumnya, NII merupakan sumber penerimaan yang paling utama, tak terkecuali bagi Bank CIMB Niaga. Lantas, melesatnya laba bersih tanpa diimbangi kenaikan NII yang signifikan memberi sinyal bahwa lonjakan laba bersih akan sulit dipertahankan di masa mendatang.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Tahun Lalu Hancur Lebur, Tahun Ini Masih Jadi Pesakitan (ank/ank)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2KyGskS
via IFTTT
Share:

Related Posts:

0 Comments:

Post a Comment