Monday, July 15, 2019

Lagi, PLN Terbitkan Surat Utang US$ 1,4 Miliar

Jakarta, CNBC Indonesia -PT PLN (Persero) kembali menerbitkan obligasi global (global bond) senilai US$ 1,4 miliar sebagai tambahan modal untuk mengerjakan proyek pembangkit listrik 35 ribu MW. Ini merupakan global bond pertama yang diterbitkan perusahaan di tahun ini.

Direktur Keuangan PLN Sarwono menjelaskan, global bond tersebut diterbitkan dengan tingkat bunga terendah sepanjang sejarah penerbitan obligasi dalam dolar AS, baik oleh PLN maupun dari BUMN manapun di Indonesia untuk tenor 10 dan 30 tahun. 


BUMN setrum ini menerbitkan dua tenor, masing-masing sebesar US$ 700 juta dengan tingkat bunga 3,875% untuk tenor 10 tahun dan 4,875% untuk tenor 30 tahun.

"PLN dapat memperoleh tambahan dana untuk menjalankan penugasan pemerintah untuk membangun tambahan kapasitas pembangkit, transmisi dan distribusi dalam kaitannya dengan Program 35.000 MW," ujar Sarwono melalui keterangan resminya, Senin (15/7/2019).

Lebih lanjut, Sarwono menuturkan, keberhasilan penerbitan global bond dengan tingkat suku bunga yang sangat kompetitif ini juga menjadi pertanda semakin baiknya kepercayaan investor global terhadap PLN dan Indonesia. Perusahaan mampu meyakinkan investor potensial melalui serangkaian roadshow ke beberapa negara yaitu Hongkong, Singapura, UK  dan Amerika Serikat sejak 4 Juli 2019. 

Pada kesempatan kali ini, PLN juga didukung oleh tiga lembaga rating internasional yaitu Moody's, S&P, dan Fitch Ratings dimana masing-masing memberikan penilaian kualitas kredit obligasi PLN dengan tingkat rating Baa2 , BBB, dan BBB. Investment grade credit rating global bond PLN dari ketiga lembaga independen internasional tersebut, adalah pada level yang setara dengan credit rating sovereign Pemerintah Republik Indonesia.

Sarwono mengklaim, global bond PLN kali ini menjadi rebutan potensial investor dan oversubscribe lebih dari 4,42 kali.

"PLN bisa memanfaatkan momentum pasar sehingga Global Bond PLN kali ini tidak hanya mengalami kelebihan permintaan akan tetapi juga mendapatkan tingkat bunga yang sangat kompetitif," imbuhnya.

Sarwono menjelaskan, perusahaan melakukan proses bookbuilding pada 10 Juli 2019 mulai sejak pagi hari waktu pasar Asia dibuka, dan harga final ditentukan pada hari yang sama. 

Pada proses bookbuilding,  PLN mendapatkan permintaan order dari 118 institusi investor untuk obligasi tenor 10 tahun dan 131 institusi investor untuk obligasi tenor 30 tahun dimana permintaan sebagian besar berasal dari Amerika Serikat, Eropa, dan Asia. 

Mayoritas jenis investor tersebut adalah Asset Manager, Asuransi, Dana Pensiun, dan Perbankan Internasional. Proses settlement obligasi tersebut diharapkan akan terjadi pada 17 Juli 2019 dan terdaftar pada Singapore Stock Exchange (SGX). 

Dalam transaksi obligasi internasional kali ini, PLN bekerja sama dengan beberapa institusi keuangan dan perbankan internasional (i.e.Joint Arrangers dan Joint Bookrunners) yaitu ANZ, BNP Paribas, Citigroup, HSBC, Mandiri Securities, dan Standard Chartered Bank. 

Selain itu, PLN juga dibantu oleh beberapa co-managers dari Indonesia pada proses penerbitan obligasi tersebut yaitu PT Bahana Sekuritas, PT BNI Sekuritas, dan PT Danareksa Sekuritas.

(gus/gus)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2LV7V16
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment