Jakarta, CNBC Indonesia - Lesunya perekonomian dunia membuat harga batu bara kian tertekan. Aktivitas ekspor maupun impor yang lesu di berbagai belahan dunia menjadi salah satu turunnya permintaan akan batu bara.
Harga batu bara acuan Ice Europe Newcastle kontrak November, pada penutupan Rabu (2/10/2019) turun tipis 0,3% ke level US$ 68,55/metrik ton. Dengan demikian harga batu bara Newcastle sudah terkoreksi turun sebesar 32,4% sejak awal tahun 2019.
Secara teknikal, harga batu bara dalam jangka pendek sedang dalam tren naik (uptrend), terlihat dari palung-palung harga batu bara pada grafik yang bergerak lebih tinggi.
Namun, ada potensi harga batu bara terkoreksi turun, mengingat harganya sudah jenuh beli (overbought) menurut indikator stochastic slow sehingga potensi koreksinya lebih besar.
Apalagi harganya mulai bergerak di bawah rata-ratanya selama 5 hari terakhir (moving average/MA5), yang diwakili garis berwarna ungu. Ada potensi harganya akan turun untuk menguji level support-nya yang berada di US$ 67/metrik ton.
Aktivitas ekspor batu bara sepanjang pekan lalu turun jika dibandingkan dengan minggu sebelumnya. Dilansir dari Refinitiv, aktivitas ekspor negara-negara Pasifik melemah 17,8%, dari 18,8 juta ton menjadi 15,4 juta ton.
Sedangkan aktivitas ekspor batu bara di negara-negara Atlantik mencapai 6,4%, dari 4,8 juta ton menjadi 4,5 juta pada pekan lalu.
Tidak hanya ekspor, aktivitas impor pun turun. Impor batu bara di kawasan negara Asia turun 15,1% dari 15,1 juta menjadi 12,8 juta. India dan Korea Selatan merupakan negara Asia yang impor batu baranya turun pekan lalu. Hujan deras yang mengguyur India akibat dari angin Monsoon membuat konsumsi batu bara India turun.
Di kawasan Eropa aktivitas impor juga anjlok. Pada pekan lalu, Eropa hanya mengimpor sekitar 725 ribu ton batu bara, turun 41% Jika dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang mencapai 1,23 juta ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2pyAzvQ
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment