Tuesday, October 15, 2019

Galau! Pagi Naik, Kini Kabar Brexit Bikin Harga Emas Turun

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melemah memasuki perdagangan sesi Amerika Serikat (AS) Selasa (15/10/19) setelah sempat menguat di sesi Asia.

Pada pukul 20:38 WIB, emas melemah 0,37% ke level US$ 1.486,71/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv. Di sesi Asia, logam mulai ini sempat menguat 0,33% ke level US$ 1.497,74/troy ons.

Kabar akan adanya kesepakatan Brexit membuat emas melemah di perdagangan sesi AS. Jika kesepakatan Brexit, atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa, tercapai maka kemungkinan terjadi resesi di Negeri Ratu Elizabeth akan menipis.


Sentimen pelaku pasar kini membaik sehingga berani masuk ke aset berisiko. Akibatnya, emas yang menyandang status aset aman (safe haven) menjadi tertekan.

Ketika risiko terjadinya resesi meningkat, maka saat itu aset-aset safe haven menjadi target investasi para pelaku pasar untuk mengamankan kekayaannya. Kabar adanya deal Brexit datang dari sikap optimistis negosiator Uni Eropa, Michel Barnier.

"Tim kami sedang bekerja keras, pekerjaan dimulai lagi hari ini, perundingan ini sangat intens di akhir pekan lalu, juga kemarin, karena kesepakatan semakin sulit, semakin dan semakin sulit, tetapi terus terang, masih mungkin tercapai di pekan ini" kata Barnier sebagaimana dilansir CNBC International.

Sementara itu di perdagangan sesi Asia tadi pagi, emas menguat akibat hubungan Amerika Serikat dengan China yang merenggang.

Presiden AS Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada Jumat pekan lalu di Washington mengumumkan jika perundingan kedua negara berhasil mencapai kata sepakat dan akan dilakukan dalam beberapa fase. Menurut Trump "kesepakatan fase satu yang sangat substansial" sudah berhasil dicapai, sebagaimana dilansir CNBC International.

Trump menambahkan "fase dua akan dimulai segera" setelah fase pertama ditandatangani.

Tetapi, Senin kemarin CNBC International yang mengutip sumber terkait melaporkan China ingin adanya perundingan tambahan sebelum menandatangani kesepakatan fase pertama. Negeri Tiongkok dilaporkan ingin AS membatalkan kenaikan bea impor yang rencananya akan berlaku di bulan Desember.

Selain itu, media di China juga belum memberitakan kesepakatan pada Jumat pekan lalu dengan "nada" yang berbeda dengan tak menyinggung soal "kesepakatan" melainkan hanya mengatakan bahwa ada "kemajuan".

Sementara itu dari Menteri Keuangan AS mengatakan jika kesepakatan tidak ditandatangani, maka bea impor produk China terbaru akan dikenakan pada pertengahan Desember nanti. Tetapi Mnuchin cukup optimis China akan menandatangani perjanjian dagang yang akan dibuat dalam tiga pekan.

Sentimen campur aduk bagi emas tersebut membuat harganya diprediksi tidak akan jauh dari level psikologis US$ 1.500/troy ons oleh ahli strategi komoditas Saxo Bank, Ole Hansen.

"Kita melihat respon awal yang hangat dari fase satu perjanjian dagang ... risiko ambil untung (profit taking) di emas belum benar-benar muncul. Kamis masih memperkirakan emas tidak akan jauh dari level US$ 1.500/troy ons" kata Hansen sebagaimana dilansir CNBC International.

"Perdagangan emas masih sideways, menunggu penggerak selanjutnya, dan pasar tidak memberikan arah yang jelas" tegas Hansen.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/2OVPScV
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment