Friday, October 11, 2019

Terbang Tinggi! Poundsterling Kini di Level Terkuat 2 Bulan

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang poundsterling menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Jumat (11/10/19) hingga mencapai level tertinggi lebih dari dua bulan terakhir.

Pada pukul 20:05 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2633, menguat 1,55% di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan yang tertinggi sejak 1 Juli lalu.


Kabar terbaru perundingan Brexit menjadi pemicu melesatnya poundstreling. CNBC International melaporkan perundingan antara Menteri Brexit Inggris, Stephen Barclay, dengan pimpinan negosiator Uni Eropa, Michel Barnier, membuahkan hasil yang "konstruktif". 

Kedua tokoh tersebut bertemu di Brussel Jumat pagi waktu setempat. Juru bicara Uni Eropa, Mina Andreeva, mengatakan keduanya sedang melanjutkan perundingan untuk mencapai kesepakatan, dan sejauh ini masih "konstruktif"

"Di mana ada kenginan, pasti ada jalan" kata Andreeva sebagaimana dilansir CNBC International.

Optimisme akan adanya deal Brexit kini semakin menguat, apalagi Kamis kemarin Perdana Menteri (PM) Inggris, Boris Johnson, sudah bertemu dengan PM Irlandia Utara, Leo Varadkar, untuk membahas masalah backstop atau perbatasan bebas bea masuk antara Irlandia Utara dengan Republik Irlandia.

Dalam pernyataan bersama usai pertemuan selama tiga jam, kedua pimpinan tersebut kompak menyatakan diskusinya berjalan "mendetil dan konstruktif" dan "membuka jalan menuju deal Brexit". 

Irlandia Utara merupakan bagian dari Inggris Raya, dan masalah backstop menjadi ganjalan utama Brexit. Inggris tidak menginginkan adanya backstop.

Analis Brexit dari bank investasi JP Morgan, Malcolm Barr mengatakan kini memperkirakan potensi terjadinya deal Brexit sebesar 50%. Barr menambahkan deal kemungkinan terjadi dengan "modifikasi atau adanya backstop dengan batas waktu"

Senada dengan JP Morgan, Goldman Sachs juga memprediksi kemungkinan terjadinya no-deal Brexit atau keluarnya Inggris dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apapun cukup kecil.

"Peluang terjadinya kesepakatan sebelum 31 Oktober masih di bawah 50%, tapi tekanan bagi poundsterling berkurang dalam sebulan terakhir akibat adanya perubahan posisi Inggris menanggapi beberapa isu, serta langkah Parlemen Inggris yang mencegah terjadinya no-deal Brexit" kata Goldman dalam sebuah catatan yang dikutip Reuters awal pekan lalu.

Goldman bahkan merekomendasikan nasabahnya untuk mengambil posisi beli poundsterling.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)



from CNBC Indonesia https://ift.tt/328BAJF
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment