Friday, October 18, 2019

Emas Pekan Ini Tak Jadi Sentuh US$ 1.500, Sinyal Akan Amblas?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia berhasil mencatat  penguatan dua hari beruntun pada perdagangan Kamis kemarin. Tetapi jika dilihat sejak awal pekan, tidak sekalipun emas mampu menyentuh level psikologis US$ 1.500/troy ons.

Pada perdagangan hari ini, emas malah kembali melemah, pada pukul 20:26 WIB diperdagangkan di level US$ 1.490.48/troy ons (-0,08%) di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya, logam mulia ini menyentuh level terlemah US$ 1.484,40/troy ons, dengan level tertinggi hari ini di US$ 1.493,93/troy ons.

Sejak menembus ke atas level US$ 1.500/troy ons pada 7 Agustus lalu, emas memang berapa kali turun kembali, tapi tidak lebih dari 2 x 24 jam sudah kembali menyentuh level tersebut.

Kali ini emas cukup lama berada di bawah level tersebut, kilaunya seperti meredup, tidak lagi membuat investor tertarik. Saat ini isu resesi di AS kembali muncul yang seharusnya bisa mendongkrak lagi kinerja emas, namun nyatanya tetap melempem. 

Buruknya data ekonomi AS sejak hari Rabu lalu menjadi penyebab munculnya kembali isu resesi. Departemen perdagangan AS melaporkan penjualan ritel di bulan September turun 0,3% month-on-month (MoM).Penurunan tersebut merupakan yang pertama dalam tujuh bulan terakhir.


Rilis tersebut berbanding terbalik dengan hasil survei Reuters terhadap para ekonom yang memprediksi kenaikan 0,3%. Sementara penjualan ritel inti yang tidak memasukkan sektor otomotif dalam perhitungan turun 0,1% MoM.

Penurunan penjualan ritel di bulan September menunjukkan melambatnya belanja konsumen AS. Sektor belanja konsumen berkontribusi sekitar 66% terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Dengan pelambatan di tersebut, pertumbuhan ekonomi Negeri Adikuasa di kuartal III-2019 tentunya akan terseret juga.

Sementara itu pada Kamis kemarin, indeks aktivitas manufaktur wilayah Philadelphia turun drastis menjadi 5,6 di bulan ini, dibandingkan bulan September sebesar 12,0. Akibatnya, spekulasi pemangkasan suku bunga oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) di akhir bulan ini semakin menguat.


 

Berdasarkan piranti FedWatch milik CME Group, pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 85% The Fed akan memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 1,5-1,76% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB).

Emas seharusnya bisa mendapat dua keuntungan, dari kecemasan akan terjadinya resesi, serta peluang penurunan suku bunga The Fed. Tetapi nyatanya hingga perdagangan sesi AS hari ini, emas masih bergeming di bawah US$ 1.500/troy ons, apakah ini menjadi sinyal awal emas akan terus menurun?

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)

from CNBC Indonesia https://ift.tt/2MsELGH
via IFTTT
Share:

0 Comments:

Post a Comment