Hong Kong dan Singapura, yang merupakan tempat mayoritas tenaga kerja UBS Asia, akan paling banyak terpengaruh oleh rencana ini. Selain itu, pemangkasan juga akan dilakukan di Sydney dan Tokyo.
Sebelumnya, UBS sudah mulai menyusun rencana PHK sejak minggu lalu. Staff yang akan dipangkas mayoritas merupakan karyawan junior di front office.
PHK juga akan dilakukan di back office. Di mana divisi trading dan investment banking dari bank global itu akan dikurangi.
Pada bulan September UBS telah mengatakan akan menggabungkan pasar global dan bisnis perbankan untuk mengurangi struktur manajemennya dan memperbaiki pangsa pasarnya yang lesu.
Sebagai bagian dari langkah itu, unit ekuitas utama bank akan digabung dengan operasi valuta asing, kurs dan kredit (FRC) yang lebih kecil untuk membentuk unit sekuritas dan perdagangan 'Pasar Global' tunggal.
Ros Stephenson dan Javier Oficialdegui ditunjuk sebagai co-heads global dari unit Perbankan Global yang baru berganti nama. Mereka akan mengawasi kegiatan mergers and acquisitions (M&A), penawaran publik perdana (IPO), dan pasar modal global.
Melansir Reuters, UBS memiliki 10.000 orang pekerja di Asia. Bloomberg juga melaporkan bahwa UBS memangkas sekitar 40 pekerja di Asia Pasifik.
Langkah PHK yang dilakukan UBS menambah daftar bank-bank yang melakukan PHK di 2019. Sejauh ini 13 bank lain yang telah dan akan melakukan PHK.
Bank-bank tersebut antara lain:
1. Deutsche Bank = 18.000 pegawai
2. HSBC = 10.000 pegawai
3. Santander = 5.433 pegawai
4. Commerzbank = 4.300 pegawai
5.Mitsubishi UFJ Financial Group Inc = 4.300 pegawai
6. Barclays = 3.000 pegawai
7. Alfa-Bank JSC = 3.000 pegawai
8. KBC = 2.150 pegawai
9. SocGen = 2.130 pegawai
10. Caixabank = 2.023 pegawai
11. National Bank of Greece = 1.700 pegawai
12. Nomura Bank = 350 pegawai
13. Citigroup = 100 pegawai
(sef/sef)
from CNBC Indonesia https://ift.tt/31tnK3b
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment