"Skalanya jauh lebih kecil dari global financial crisis 2007-2008, saat itu semua negara kena, pertumbuha ekonomi AS negatif. Sementara saat ini AS masih tumbuh, perdagangan global turun, tapi masih ada," ujarnya saat berdialog dengan Maria Katarina dalam Squawk Box, CNBC Indonesia, Kamis (3/10/2019).
Dia mengatakan Indonesia cukup beruntung lantaran rasio perdagangan internasional hanya 30% dari PDB, sementara jika dibandingkan dengan misalnya Singapura, rasionya bisa di atas 200% dari PDB.
"Jadi kalau perdagangan kena, pertumbuhan ekonomi mereka [Singapura] juga kena, sementara kita masih bisa tumbuh, paling tidak 5%," kata dia.
Menurut Chatib, saat krisis finansial, Indonesia masih tumbuh 4,6%. "Jadi dampak kondisi saat ini limited bagi Indonesia," tegasnya.
Hanya saja dia menyoroti dampak tidak langsung dari potensi resesi dan terjadinya perang dagang AS yakni penurunan harga komoditas dan energi.
"Penurunan harga komoditas, batu bara, kelapa sawit, ini akan kelihatan,diSumatera, ini yang menjelaskan kenapa penjualan sepeda motor drop, mobil drop, tapi kita secara umum masih bisa tumbuh 5%."
(dob/dob)from CNBC Indonesia https://ift.tt/2AKIVms
via IFTTT
0 Comments:
Post a Comment